Ekonomi

10 Negara Pemberi Utang Terbesar Ke Indonesia 2023

10 Negara Pemberi Utang Terbesar Ke Indonesia 2023
Ilustrasi negara pemberi utang Indonesia (Pexels)

AKURAT.CO Data Bank Indonesia mencatat statistik utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal I 2023 menembus US$402,8 miliar atau setara Rp5.961,4 triliun dengan asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS. Nah, berikut ini 10 negara pemberi utang terbesar ke Indonesia.

Angka utang terkontraksi 1,9 persen (year on year/yoy) melanjutkan tren kontraksi pada kuartal sebelumnya sebesar 4,1 persen. Kontraksi utang pada kuartal I ini jauh lebih rendah daripada kontraksi pada kuartal sebelumnya yang mencapai 6,8 persen (yoy).

Komponen dari utang luar negeri pemerintah adalah utang pemerintah pusat dan surat berharga negara yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk. Utang pemerintah pusat terdiri dari utang bilateral, multilateral, komersial, supplier.

baca juga:

Lantas, negara mana saja yang menjadi pemberi utang terbesar ke Indonesia?

Negara pemberi utang terbesar ke Indonesia

BI mencatat nagara Jepang menjadi negara pemberi utang terbesar untuk Indonesia per Maret 2023, sedangkan China berada di urutan keempat.

Jepang menduduki urutan pertama dengan pinjaman sebesar US$8,5 miliar atau setara Rp127,1 triliun. Angka ini naik dari bulan sebelumnya sebesar US$8,4 miliar.

Setelah Jepang, ada Jerman yang meminjamkan US$3,8 miliar atau sekitar Rp57,6 triliun kepada RI. Lalu, Prancis yang meminjamkan US$2,4 miliar atau setara Rp35,8 triliun.

Sedangkan China menduduki posisi keempat negara pemberi utang terbesar RI dengan pinjaman US$1,3 miliar alias Rp20,4 triliun. Disusul Australia di tempat kelima dengan pinjaman yang diterima sebesar US$1,1 miliar atau setara Rp17,1 triliun.

Berikut 10 negara pemberi utang terbesar kepada Indonesia per Maret 2023:

1. Jepang US$8,5 miliar (Rp127,1 triliun)

2. Jerman US$3,8 miliar (57,6 triliun)

3. Prancis US$2,4 miliar (Rp35,8 triliun)

4. China US$1,3 miliar (Rp20,4 triliun)

5. Australia US$1,1 miliar (Rp17,1 triliun)

6. Korea Selatan US$867 juta (Rp12,9 triliun)

7. Amerika lainnya US$809 juta (Rp12 triliun)

8. Singapura US$513 juta (Rp7,6 triliun)

9. Eropa lainnya US$354 juta (Rp5,2 triliun)

10. Hong Kong US$317 juta (Rp4,7 triliun)

Bersadarkan data BI, penarikan ULN pemerintah pada kuartal I 2023 masih diutamakan untuk mendukung  pembiayaan sektor produktif, belanja prioritas, hususnya untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian perekonomian global.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah mencakup antara lain sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial  mencapai 24,1 persen dari total ULN pemerintah, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 17,9 persen, jasa pendidikan 16,8 persen, konstruksi 14,2 persen, serta jasa keuangan dan asuransi 10,2 persen.

Meski demikian, posisi ULN pemerintah diklaim relatif aman dan terkendali, karena, hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.[]