
AKURAT.CO, Kasus penularan COVID-19 yang dipicu kegiatan halal bihalal atau aktivitas saling berkunjung saat hari raya Lebaran kemarin di Dusun Nglempong, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, DIY meluas.
Kepala UPT Puskesmas Ngemplak I Seruni Anggreni menerangkan, per hari ini ditemukan 35 kasus baru berdasarkan hasil skrining massal menggunakan tes PCR menyasar puluhan warga di Nglampong, Kamis (27/5/2021).
Seruni menyebut ditemukannya 35 kasus baru ini bersamaan dengan keluarnya hasil tes PCR terhadap sejumlah warga di Degolan, dusun yang bersebelahan dengan Nglampong. Tes tersebut dilakukan kepada para pemilik kontak erat seorang pasien COVID-19 di Degolan yang memiliki riwayat berkunjung ke rumah salah seorang pasien di Nglampong.
baca juga:
Hasil tes itu menunjukkan ada 4 kasus baru, membuat keseluruhan pasien di Degolan menjadi 5 orang.
"Pertama kan (di Nglampong) 12 kasus, ditambah 35 kemudian 5 di Degolan. Jadi totalnya 52 kasus di dua dusun itu," kata Seruni saat dihubungi, Jumat (28/5/2021).
Dikatakan Seruni, penularan terjadi di kedua dusun ini dikarenakan sebagian besar pasiennya yang melakukan aktivitas saling berkunjung ke beberapa rumah pada Lebaran kemarin. Ditambah, mereka juga tak menerapkan protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 secara ketat.
"Rupanya tidak terlalu menerapkan prokes karena mereka ada kontak langsung, bersalaman, cium pipi kanan kiri dan segala macam. Ada juga beberapa yang menyelenggarakan makan bersama begitu," lanjut Seruni.
"Ada beberapa warga yang memang membuka pintunya untuk kunjungan itu. Sebagian kecil memang warga yang patuh dengan prokes tidak ikut dalam kegiatan kunjung-mengunjungi. Kemarin kami ikutkan skrining juga hasilnya memang negatif," sambungnya.
Rencananya, sebagian besar pasien dari Nglempong akan segera ditempatkan di Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 (FKDC) milik Kabupaten Sleman, yaitu Rusunawa Gemawang. Sedangkan para pasien di Degolan diperbolehkan menjalani isolasi mandiri, mengingat mereka masih satu keluarga dan tinggal serumah.
"Sebagian besar semua OTG (orang tanpa gejala). Ada yang riwayat bergejala ringan ada yang anosmia tapi saturasinya baik semua," imbuh Seruni.
Tracing kontak sendiri masih berlangsung sejauh ini. Bersamaan dengan itu diberlakukan pembatasan kegiatan di kedua dusun.
"Untuk menjaga psikologis warga tidak pakai istilah lockdown lagi, tapi hanya pengetatan aktivitas terbatas," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, belasan warga penduduk RT 01 dan 02 RW 15 di Dusun Nglempong, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, DIY terpapar COVID-19. Mayoritas kasus dugaannya dipicu kegiatan halal bihalal atau aktivitas saling berkunjung saat hari raya Lebaran kemarin.
Kasus-kasus ini awalnya diketahui usai dua orang warga di RT 01 dan 02 dinyatakan positif terinfeksi COVID-19 pada 19 Mei 2021 lalu. Mereka mengaku sempat melakukan kunjungan ke rumah warga ketika Lebaran lalu.
Penelusuran kontak selanjutnya mendapati beberapa pasien baru, sehingga terhitung ada 12 kasus total di Dusun Nglempong per 26 Mei 2021 kemarin.[]