Ekonomi

Menkeu Serukan Pentingnya Infrastruktur Berkelanjutan dan Sinergi Lembaga Keuangan Internasional

Menkeu Serukan Pentingnya Infrastruktur Berkelanjutan dan Sinergi Lembaga Keuangan Internasional
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi pembicara utama dalam sesi Keynote Dialogue rangkaian kegiatan Special Event Toward G20 Summit dengan tema “Infrastructure Development Through Innovation and Collaborative Financing: Toward Greater Inclusivity and Productivity” yang diadakan di The Convene, Washington DC, Amerika Serikat (Dokumentasi Kementerian Keuangan)

AKURAT.CO Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghadiri berbagai pertemuan penting dalam kunjungan kerja ke Washington D.C., Amerika Serikat pada 10-16 Oktober 2022. 

Dimana Menkeu menyampaikan bahwa acara kolaborasi G20 dan T20 merupakan ajang untuk menghimpun rekomendasi kebijakan yang menyediakan alternatif dalam menghadapi berbagai tantangan dan polemik ekonomi dunia untuk pulih secara berkelanjutan dan inklusif di tengah krisis global pascapandemi.

"Pentingnya kolaborasi dalam penyelesaian masalah global seperti pandemi dan perubahan iklim, termasuk pembiayaan dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Menkeu menyampaikan pentingnya mekanisme keuangan berkelanjutan untuk negara-negara G20 untuk berkontribusi," ucapnya melalui keterangan tertulis di Jakarta.

baca juga:

Selanjutnya, semua lembaga termasuk MDB juga digunakan untuk mengurangi risiko dan memobilisasi lebih banyak dana. Secara khusus, Presidensi G20 Indonesia mendorong agar dukungan pendanaan pembangunan dapat ditingkatkan, terutama melalui peningkatan kapasitas MDB, termasuk lewat reviu kerangka kecukupan modal (Capital Adequacy Framework/CAF).

"Selanjutnya dalam pertemuan bilateral, Menkeu dan Presiden Malpass membahas mengenai perkembangan ekonomi global terkini dan outlook, tensi geopolitik, isu G20, dan isu iklim. Selain itu, pertemuan ini juga membahas progres pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19, upaya pengendalian inflasi, serta dukungan Bank Dunia bagi Indonesia untuk reformasi perpajakan dan sektor keuangan," ucapnya.

Menkeu menjelaskan bahwa prioritas Indonesia di samping pemulihan ekonomi nasional saat ini di antaranya ketahanan pangan dan energi serta mitigasi perubahan iklim di tingkat global. Sehingga dalam kesempatan ini, Menkeu mengajak Bank Dunia untuk lebih terlibat dalam pencapaian berbagai agenda penting ini, baik dari sisi pendanaan maupun nonpendanaan.

Terkait isu G20, Indonesia memberikan update dan mencari dukungan terkait agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia khususnya di Jalur Keuangan, seperti dalam aksi jangka menengah untuk ketahanan pangan.

Sedangkan untuk perubahan iklim, Indonesia menyambut dukungan Bank Dunia untuk mendorong inisiatif dekarbonisasi Indonesia secara adil dan terjangkau melalui transisi energi, Country Platform, nilai ekonomi karbon, dan pembiayaan iklim inovatif. Secara khusus, Presiden Malpass mengapresiasi Indonesia yang telah memberikan kontribusi pada Dana Perantara Keuangan (Financial Intermediary Fund/FIF) G20 yang dikelola oleh Bank Dunia.

Merespon berbagai isu yang dikemukakan Menkeu, Presiden Malpass menyampaikan bahwa Bank Dunia akan terus menggunakan berbagai sumber daya untuk mendukung pemulihan global termasuk meningkatkan ketahanan pangan, arsitektur kesehatan global, transisi energi, perubahan iklim, dan sebagainya.

"Khusus untuk kebijakan Indonesia, Presiden Malpass memuji langkah untuk menurunkan biaya subsidi dan menegaskan kembali komitmen Bank Dunia untuk mendukung reformasi sektor energi Indonesia sebagai bagian dari upaya transisi energi," ucapnya.