Lifestyle

Mengenal Revenge Travel yang Mungkin Terjadi di Akhir Tahun Ini

Mengenal Revenge Travel yang Mungkin Terjadi di Akhir Tahun Ini
Ilustrasi liburan (UNSPLASH/STIL)

AKURAT.CO Beragam cara telah dilakukan untuk menekan jumlah kasus positif Covid-19. Isolasi, karantina, pembatasan aktivitas sosial, larangan bepergian dan penutupan suatu negara dari wisatawan asing adalah beberapa langkah yang diberlakukan. 

Namun, menjalani kegiatan ini dalam jangka waktu yang cukup lama dapat membuat keinginan untuk berwisata semakin besar.

Menurut hasil survei dari Agoda yang dilakukan terhadap 16.064 responden pada 10-16 Desember 2020, menunjukkan bahwa melakukan perjalanan merupakan salah satu hal yang paling dinanti banyak orang. 

baca juga:

Lalu, hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh Booking.com melalui businessinsider.com, diketahui bahwa 72 persen responden merasa berwisata menjadi hal yang sangat penting di tengah pandemi ini.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa 68 persen responden yang tak bisa bepergian selama 2020 memiliki keinginan yang lebih besar utuk melakukan perjalanan tahun 2021-2022. Mereka mencari kesempatan untuk bisa wisata ke berbagai tempat. Hal itu kemudian memunculkan sebuah istilah baru yaitu revenge tourism atau revenge travel. 

Dikutip dari The Economic Times, revenge travel atau revenge tourism adalah fenomena yang terjadi saat masyarakat melakukan perjalanan atau berwisata ke luar rumah, setelah menjalani isolasi.

Seperti namanya, fenomena ini disebut sebagai bentuk "balas dendam" dari orang-orang yang terpaksa menjalani isolasi, karantina dan pembatasan karena kebijakan penekanan kasus positif Covid-19.

Revenge travel pernah terjadi di Indonesia, yakni kerumunan objek wisata di beberapa daerah terjadi pada libur Lebaran pada 2021 yang didyga menyebabkan gelombang kedua penyebaran Covid-19.

Oleh karena itu, pemerintah akan menjalankan Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di seluruh wilayah Indonesia akan berlaku saat libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, untuk menekan penyebaran virus Covdi-19 seperti saat libur lebaran kemarin