
AKURAT.CO Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, menginstruksikan kepala daerah bersiaga menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang lebih tinggi pada tahun ini.
"Saya instruksikan ke pemerintah daerah untuk sama seperti tahun-tahun sebelumnya melakukan siaga mengatasi karhutla dengan bekerja sama bersama TNI/Polri, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tokoh masyarakat dan lain-lain," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Mendagri juga mengajak jajaran TNI/Polri, Kementerian LHK serta tokoh masyarakat agar bekerja sama mencegah terjadinya titik-titik api. Untuk mengantisipasi itu, Mendagri meminta dilakukan identifikasi terhadap orang yang biasanya melakukan aktivitas membakar lahan.
baca juga:
Kemudian mengampanyekan kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan di musim panas terutama pada lahan gambut.
Mendagri juga meminta perusahaan-perusahaan perkebunan dapat bekerja sama dengan pemerintah dalam membantu dan mencegah terjadinya pembakaran di lahan milik mereka.
"Sekalian membantu kalau terjadi kebakaran di sekitarnya supaya tidak meluas," katanya.
Menurut Mendagri, sejumlah langkah antisipasi harus dilakukan, mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun ini lebih kering dari biasanya atau fenomena El Nino akan mulai terjadi sekitar Juni dan semakin intens pada Agustus nanti.
"Ada fenomena El Nino, di mana uap air banyaknya di Samudera Pasifik bagian timur sehingga Samudera Pasifik bagian barat termasuk Indonesia ini rentan terhadap kekurangan hujan," jelasnya.
Mendagri menyebut beberapa daerah sudah mulai terkena dampak El Nino, salah satunya Malaysia yang suhunya mencapai 34,5 hingga 34,6 derajat Celsius di sejumlah lokasi. Suhu tersebut masih masuk dalam Tahap 1 dengan status berjaga-jaga suhu panas.
Hal ini sempat membuat masyarakat menyerbu supermarket untuk memborong air kemasan karena isu berkurangnya cadangan air di sejumlah bendungan.
"Baca saja Malaysia, beritanya itu terjadi panic buying, beli air mineral. Karena apa, terjadi kekurangan, kekeringan bendungan. Di Penang kekurangan, terjadi pembelian masyarakat, membeli ramai-ramai air mineral buat stok," kata Mendagri.
Di Indonesia sendiri fenomena El Nino sudah terjadi di beberapa daerah di Sumatra bagian timur yang mulai terjadi panas dan kemarau. Menurut Mendagri, informasi yang didapatkannya bahwa volume air di wilayah itu sudah mulai berkurang.
"Kemudian kebakaran hutan sudah mulai terjadi," ujarnya.