Lifestyle

Memperingati ‘Hari Kanker Sedunia’, Ini Jenis-Jenis yang Umum di Indonesia

Memperingati ‘Hari Kanker Sedunia’, Ini Jenis-Jenis yang Umum di Indonesia
Memperingati ‘Hari Kanker Sedunia’, Ini Jenis-Jenis yang Umum di Indonesia (Freepik)

AKURAT.CO, 4 Februari ditetapkan menjadi Hari Kanker Sedunia. Kita tahu penyakit kanker masih menjadi sorotan dan memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak.

Jenis-jenis kanker di dunia berjumlah 200. Namun, beberapa di antaranya menyerang berdasarkan jenis kelamin atau umur tertentu.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat terdapat lima jenis kanker yang sering menyerang wanita, yakni kanker payudara, leher rahim, kolorektal, ovarium, dan paru-paru.

baca juga:

Di samping itu, jenis kanker lain yang memengaruhi para pria adalah kanker paru, kolorektal, prostat, hati, dan nasofaring. Kemudian, kanker yang kerap terjadi pada anak-anak adalah kanker mata (retinoblastoma) dan kanker darah (leukimia).

Dari 200 jenis kanker, terdapat 12 jenis kanker yang paling umum diidap oleh penduduk Indonesia. Berikut adalah 12 jenis kanker yang paling umum diidap penduduk di Indonesia

Kanker Payudara

Kanker payudara menjadi kasus kanker terbanyak di Indonesia. Gejala paling umum dari penyakit ini adalah benjolan atau pembengkakan di payudara atau ketiak yang tumbuh secara tiba-tiba. Waspadai gejala lainnya berikut ini:

  • Kemerahan atau kulit bersisik di area puting atau payudara.
  • Nyeri payudara
  • Keluar cairan putih abnormal atau darah dari puting.
  • Perubahan ukuran atau bentuk payudara.

Kanker Serviks (Leher Rahim)

Kanker serviks menempati posisi terbanyak kedua di Indonesia dengan jumlah pengidap sebesar 36.633. Kanker ini umumnya dipicu oleh sistem imun tubuh yang lemah dan perilaku seks yang tidak sehat sehingga menyebabkan infeksi Human Papillomavirus (HPV) berulang.

Gejala yang paling sering dilaporkan adalah perdarahan abnormal di luar masa haid dan sakit ketika berhubungan intim.

Kanker Paru

Kanker paru jadi jenis paling mematikan daripada jenis lainnya. Di tahun 2020, setidaknya ada 30.843 orang meninggal dunia akibat penyakit ini. Penyakit ini umumnya diidap oleh perokok aktif berat. Namun, tidak menutup kemungkinan perokok pasif juga bisa mengalami hal serupa.

Pada tahap awal, gejala kanker paru cenderung tidak spesifik dan konsisten. Kondisinya hilang lalu timbul sehingga sering diabaikan. Untuk itu, waspada jika seseorang mengalami batuk yang tidak kunjung sembuh sampai-sampai mengeluarkan darah, sesak napas, mengi, dan kerap merasa lelah sepanjang hari.

Kanker Hati (Liver)

Liver merupakan salah satu organ penyaring selain ginjal. Organ ini berfungsi membersihkan darah dari kotoran, memproduksi protein, memperkuat metabolisme, dan menyimpan cadangan energi serta nutrisi.

Faktor risiko seseorang memiliki kanker ini karena mengidap diabetes, penumpukan lemak di hati, dan infeksi virus hepatitis B serta C. Terkadang, orang dengan kanker hati mengalami perubahan warna kulit dan bola mata menjadi kekuning-kuningan akibat penumpukan bilirubin dalam darah.

Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring kerap menghantui para perokok berat setelah kanker paru. Selain itu, etnis dan infeksi virus Epstein-Barr dapat memengaruhi risiko kanker nasofaring.

Tanda-tanda kanker nasofaring adalah kesulitan bernapas, berbicara, atau mendengar. Untuk menentukan diagnosisnya, dokter akan melakukan tes biopsi atau fisik yang mencakup pemeriksaan hidung, tenggorokan, dan organ di sekitarnya.

Kanker Usus Besar (Kolorektal)

Salah satu hal yang dianggap sepele, namun bisa memicu kanker usus besar adalah kurangnya mengonsumsi asupan serat. Sejumlah penelitian telah membuktikan orang yang sering mengonsumsi daging merah dan daging olahan lebih berisiko terkena kanker usus besar.

Kanker Limfoma non-Hodgkin

Limfoma eksternal adalah istilah umum untuk kanker yang dimulai pada sistem getah bening, yaitu jaringan atau organ yang memproduksi, menyimpan, dan membawa sel darah putih guna membantu melawan infeksi.

Kanker ini terdiri dari dua jenis, yaitu limfoma Hodgkin (penyebaran kanker dari satu kelompok kelenjar getah bening ke kelompok lainnya) dan limfoma nonhodgkin yang menyebar melalui sistem limfatik. Keduanya bisa terjadi anak-anak, remaja, dan dewasa.

Kanker Rektum

Rektum dan kolorektal sama-sama bagian dari usus besar. Bedanya, kolon memiliki panjang sekitar 1,5 meter yang terdiri dari empat bagian berdekatan dengan rongga perut, sedangkan rektum adalah bagian dari usus besar yang meluas ke anus. Kondisi yang dihasilkannya pun hampir sama, yakni diare, konstipasi (sembelit), feses merah karena bercampur darah, dan berat badan turun drastis.

Leukimia

Leukimia atau kanker darah yang merupakan menjadi salah satu jenis kanker terbanyak yang diidap anak-anak Indonesia. Meski demikian, banyak penyintas kanker leukimia anak ataupun remaja yang berhasil disembuhkan.

Leukemia terbentuk di sumsum tulang belakang, tempat sel darah diciptakan. Saat sel-sel kanker menumpuk, tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit yang normal. Akibatnya, anak mudah capek, demam, pusing, pucat, dan sesak napas.

Kanker Ovarium

Selain kanker serviks, jenis lain yang wajib diwaspadai para kaum hawa adalah kanker ovarium. Setiap wanita memiliki dua ovarium yang terletak di panggul di setiap sisi rahim. Ovarium berfungsi menciptakan hormon dan menghasilkan telur untuk reproduksi.

Adapunn  gejalanya meliputi:

  • Perut kembung
  • Cepat merasa kenyang
  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di daerah panggul
  • Sakit punggung
  • Sering buang air kecil

Kanker Rahim

Kanker rahim atau endometrium merupakan satu dari enam kanker ginekologi yang kerap menyerang wanita. Setiap dari mereka bisa terkena kanker rahim dan seiring bertambahnya usia risiko tersebut akan meningkat. Oleh karena itu, kanker ini acapkali ditemukan pada wanita yang telah menopause. Gejala umumnya adalah keputihan atau pendarahan yang tidak normal.

Kanker Otak

Setidaknya ada 5.964 orang Indonesia didiagnosis kanker otak selama beberapa tahun terakhir. Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala, kejang, muntah, kesulitan fokus dan sering lupa, perubahan kepribadian, dan masalah penglihatan atau masalah bicara yang semakin parah.

Orang dewasa lebih sering mengidap kanker otak metastatik yang dihasilkan dari penyebaran sel kanker lain ketimbang primer.