News

Memahami Makna dan Cara untuk Meraih Zuhud

Memahami Makna dan Cara untuk Meraih Zuhud
Ilustrasi beribadah kepada Allah (pixabay.com/mucahityildiz)

AKURAT.CO, Sebagian besar umat muslim tentu tidak asing lagi mendengar istilah zuhud. Namun, diakui atau tidak masih banyak yang salah paham dalam memaknai zuhud.

Sederhananya, zuhud adalah benci terhadap dunia. Benci dalam hal ini bukan berarti sama sekali tidak memikirkan dunia, melainkan menganggap dunia hanya sementara saja.

Dunia yang kita jalani sekarang ini adalah tempat untuk menanam, sedangkan akhirat adalah tempat untuk memanen. Jika yang ditanam di dunia adalah amal kebaikan, maka buahnya di akhirat adalah kebaikan, begitu pula sebaliknya.

baca juga:

Wahib bin Ward berpandangan bahwa zuhud terhadap dunia adalah tidak merasa putus asa tatkala ada dunia (harta benda) yang terlepas dari genggaman dan tidak merasa senang bila ada perkara duniawi yang datang.

Dalam hal ini zuhud bukan pula berarti tidak menyukai hidup kaya dan malah memilih hidup miskin. Sebab, orang yang kaya belum tentu tidak zuhud begitu pula orang yang miskin belum tentu zuhud.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa zuhud adalah lepasnya keterikatan hati dengan harta dunia yang bisa saja membuat lupa kepada Allah Swt. Oleh karena itu, zuhud hanya bisa diketahui oleh orang yang bersangkutan dan Allah semata karena zuhud adalah soal hati.

Untuk meraih predikat zuhud agar dapat meningkatkan ketakwaan, setidaknya ada lima cara yang bisa dilakukan menurut Abdul Mun'im Al-Hasyim dalam bukunya Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim.

1. Selalu memikirkan kehidupan akhirat

Maksudnya, kehidupan yang dialami seorang manusia tidak hanya terbatas di dunia tetapi akan kekal di akhirat kelak. Jadi, apa yang dikerjakan di dunia saat ini nantinya akan dipertanggungjawabkan di akhirat.

2. Menyadari bahwa kenikmatan di dunia bisa memalingkan hati dari ingat kepada Allah

Sudah banyak kita tahu bahwa banyak manusia yang tergiur dengan nikmat dunia yang begitu melimpah. Salah satunya yang pernah dialami Tsa'labah pada zaman Nabi Muhammad ketika ia menjauh dari Allah karena terkelabui nikmat dunia.

3. Menumbuhkan kesadaran bahwa mengejar dan memburu dunia sangatlah melelahkan

Disebut melelahkan karena mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya. Harta, kekuasaan, dan lainnya yang bisa direngkuh selama di dunia kelak juga tidak akan dibawa mati.

4. Menyadari bahwa dunia itu terlaknat

Terlaknat dalam hal ini sebagaimana yang diterangkan dalam berbagai hadis Nabi, bahwa dunia ini kerap membuat lupa kecuali diisi dengan zikir kepada Allah, belajar, mengajar, dan pekerjaan lainnya yang lillahi ta'ala. Oleh sebab itu, apa pun di dunia ini yang menjauhkan diri dari Allah maka bisa dikatakan terlaknat.

5. Menyadari bahwa dunia adalah hina dan godaannya bisa berbahaya bagi kehidupan manusia

Maksud dari hina adalah bahwa ada kalanya orang terlalu mengejar dan mencintai dunia, padahal kehidupan yang kekal dan abadi hanya ada di akhirat.

Wallahu a'lam.[]