Ekonomi

Masih Defisit, Ini Solusi Dari Kadin Agar Perdagangan RI-Thailand Surplus

Masih Defisit, Ini Solusi Dari Kadin Agar Perdagangan RI-Thailand Surplus
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Arsjad Rasjid. (Akurat.co/Herry Supriyatna)

AKURAT.CO Perdagangan antara Indonesia dengan Thailand masih defisit. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, perdagangan Indonesia dnegan Thailand mengalami defisit USD342,1 juta. Hal ini dikarenakan impor mencapai USD898,5 juta, sedangkan ekspor hanya USD556,4 juta.

Penyumbang defisit terdalam ke Thailand adalah gula dan kembang gula (HS 17) yang minus USD107,7 juta, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84) minus USD94,9 juta, serta kendaraan dan bagiannya (HS 87) minus USD83,1 juta.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Arsjad Rasjid menilai, penyediaan baterai untuk industri otomotif bisa menyokong terciptanya surplus dagang Indonesia dengan Thailand.

baca juga:

“Indonesia-Thailand sudah mulai diskusi dengan perusahaan, misalnya mereka perlu baterai, kita punya baterainya, kita ada bauksit untuk aluminiumnya. Kan kendaraan harus lebih ringan lagi, untuk itu bisa gunakan bauksit kita,” ujar Arsjad usai pertemuan ASEAN Business Advisory Council, di Plataran Heritage Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (22/3/2023).

Arsjad menyebut, perdagangan dan investasi di sektor listrik dan electric vehicle menjadi salah satu strategi Indonesia untuk menarik investasi baru di intra-ASEAN.

Indonesia dengan kekayaan mineralnya seperti bauksit dan nikel, bisa dimanfaatkan untuk menggandeng negara-negara lain, seperti Filipina, Thailand, dan Vietnam yang juga kaya akan mineral, untuk membangun industri manufacturing.

“Ini juga bisa menjadi intra-ASEAN investment, bisa saling berinvestasi untuk memperkuat, supaya kenapa? Market kita kenapa mesti keluar? Kenapa tidak kita sendiri yang melaksanakannya di ASEAN dan malah kita yang menyuplai kepada dunia,” kata dia.

Lebih lanjut, Arsjad menyampaikan, surplus perdagangan tak melulu dilakukan lewat perdagangan, namun juga bisa melalui investasi. Melalui investasi dan perdagangan, ujarnya lagi, akan menciptakan sinergi dan kekuatan untuk mendukung neraca perdagangan Indonesia dengan negara-negara mitra strategis.

Tak hanya dengan Thailand, Kadin juga menilai negara-negara lain masih memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan surplus perdagangan. Ia mencontohkan Vietnam dengan industri perikanannya.