Lifestyle

Mantan Direktur WHO Usulkan Analisa Kematian Covid-19 Lebih Mendalam

Mantan Direktur WHO Usulkan Analisa Kematian Covid-19 Lebih Mendalam
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan ke mobil ambulans yang mengantarkan pasien Covid-19 di Hotel Singgah Covid-19, Curug, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (11/2/2022). (ANTARA FOTO/Fauzan)

AKURAT.CO Jumlah kasus kematian akibat Covid-19 terus meningkat. Tercatat per 16 Februari 2022, ada 1.536 per 1 pasien yang meninggal dunia di masa Omicron ini. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi jumlah kematian akibat lonjakan kasus Omicron tidak akan sebanyak saat periode kenaikan kasus Delta. 

Hal ini pun menjadi perhatian Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama.  

baca juga:

"Jumlah pasien yang wafat sehari ketika Delta pernah sampai mencapai 2000 orang, dan angka kematian (Omicron) 16 Februari 2022 yang 167 orang adalah jauh lebih rendah dari angka 2000," kata Prof Tjandra Yoga Aditama dalam keterangan resminya kepada Akurat.co, Kamis (17/2/2022).

"Case fatality rate-CFR alias angka fatalitas di masa Omicron ini pasti jauh lebih kecil daripada saat Delta," tambahnya. 

Meski begitu, Prof Tjandra mengingatkan bahwa kondisi ini tidak hanya dilihat dari angka perbandingan saja. Bagaimana pun pandemi belum berakhir, dan semua orang yag meninggal akibat Covid-19 ini menyimpan luka mendalam untuk keluarga. 

"Perlu pula dilihat bagaimana dampak pada keluarga yang ditinggalkan, nyawa yang hilang tidak tergantikan, serta berbagai pertimbangan aspek lainnya," pesannya. 

Alih-alih memaparkan angka, Prof Tjandra mengusulkan agar analisa kematian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam. 

  1. Penentuan”cause of death (COD). Misalnya, apakah pasien meninggal karena Covid-19 dengan badai sitokin, atau justru karena perburukan komorbid yang ada, atau gabungan keduanya, dan lain-lain.
  2. Menganalisa perjalanan klinik, mulai dari tertular, manifestasi gejala awal, dan proses perburukannya sampai pasien wafat.
  3. Sata berapa perbandingan antara Omicron dan varian lain pada mereka yang meninggal dunia.
  4. Menganalisa apakah wafat di rumah sakit, di rumah atau mungkin di tempat lain.
  5. Menghitung waktu yang dibutuhkan proses penanganan. Ini biasa kita kenal dalam bentuk patient’s delay, doctor’s delay, health system delay atau mungkin hospital delay dan lain-lain.

"Akan baik sekali kalau hasil analisa ini dipublikasikan di jurnal ilmiah sehingga dapat menjadi pembelajaran untuk penanganan di waktu mendatang," pungkasnya.