Ekonomi

Manfaatkan AEM 2023, UMKM Magelang Ingin Perluas Pasar Ekspor Ke ASEAN

Manfaatkan AEM 2023, UMKM Magelang Ingin Perluas Pasar Ekspor Ke ASEAN
Salah satu UMKM yang membuka booth di acara The 29th ASEAN Economic Ministers Retreat 2023. (Akurat.co/Herry Supriyatna)

AKURAT.CO Puluhan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Kabupaten Megelang, turut merapikan pertemuan The 29th ASEAN Economic Ministers (AEM) Retreat 2023 di Plataran Heritage Borobudur, Jawa Tengah yang berlangsung pada 20-22 Maret 2023. Kehadiran mereka di acara kali ini gak lain untuk memperluas ekspor.

Salah satu pelaku UMKM, Titin selalu pemilik usaha fesyen dengan motif batik khas Magelang sekaligus Ketua Klaster Batik Kabupaten Magelang. Ia mengaku, sebanyak 29 UMKM yang bergabung dalam kelompok tersebut belum berhasil melakukan ekspor produknya.

Padahal sebelum pandemi covid-19, batik dengan motif khas Magelang yakni stupa, mandala dan relief candi, sangat diminati oleh para turis mancanegara.

baca juga:

“Apalagi kita memang pengrajin batik ini penjualannya masih belum sebagus sebelum pandemi, kita di daerah wisata ini masih kurang apalagi saat ini pengunjung masih dibatasi. Harapan kita nanti bisa ekspor ke negara-negara seperti ASEAN sehingga meningkatkan penjualan kita,” ucapnya saat ditemui di area pelaksana, Selasa (21/3/2023).

Hal senada diungkapkan Elisa Anggraeni, pemilik minuman herbal bernama D’Liz. Usaha yang berdiri sejak 2018 dan melibatkan kelompok wanita tani itu pernah menjadi souvenir untuk G20.

Namun, sejauh ini persentase ekspor baru sekitar 5 persen dan baru menyentuh pasar Jepang, Hongkong dan Malaysia. 

“Pengen banget (eskpor ke negara ASEAN). Event seperti ini efektif banget terus banyak dikenal. Orang yang dateng biasanya berpengalaman jadi ngasih masukan ngasih advice, harusnya seperti ini ga boleh seperti ini, kita jadi tambah tahu,” kata Elisa.

Begitu juga dengan Nafisa, pemilik UMKM di bidang kriya yang menjual kerajinan dari tanduk hewan dan kayu. Ia mengaku produk buatannya diminati oleh masyarakat di negara-negara Eropa, Amerika dan Yunani. 

Namun untuk pasar ASEAN, produk dari bahan tanduk sapi dan kerbau belum terlalu diminati karena masyarakatnya lebih tertarik kepada produk khas Indonesia yang terbuat dari kayu seperti centong dan peralatan makan serta daput lainnya.