
AKURAT.CO Bulan Suci Ramadan memiliki banyak keistimewaan. Salah satunya merupakan bulan di mana terdapat lailatul qadar di dalamnya. Secara bahasa lailatul qadar terdiri atas dua kata yaitu lail yang artinya malam, sedangkan qadar sendiri memiliki makna beragam.
Malam lailatul qadar adalah malam yang penuh dengan kemuliaan. Seseorang yang mendapatkan keberkahan di malam itu maka ia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Turunnya Lailatul Qadar
Turunnya lailatul qadar dijelaskan Allah SWT dalam firmannya surat Al-Qadr:
baca juga:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada lailatul qadar. Tahukah kamu apakah lailatul qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr: 1-5)
Dalam Islam, kata laila merupakan malam, sedangkan kata qadar memiliki banyak arti. Maka untuk memaknai lailatul qadar lebih jelas, Prof. Muhammad Quraish Shihab memberikan penjelasan pada bukunya berjudul Membumikan Al-Quran. Dalam pemaparannya dia menjelaskan tiga makna dari qadar.
Pertama, qadar berarti penetapan atau pengaturan, sehingga lailatul qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah SWT bagi perjalanan hidup manusia. Pendapat ini dikuatkan oleh penganutnya dengan Firman Allah pada QS Ad-Dukhan ayat tiga yang berbunyi:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
Artinya: "Sesungguhnya Kami (mulai) menurunkannya pada malam yang diberkahi (Lailatulqadar) Sesungguhnya Kamilah pemberi peringatan." (QS. Ad-Dukhan: 3)
Ada ulama yang memahami penetapan itu dalam batas setahun. Al-Qur'an yang turun pada malam lailatul qadar diartikan bahwa pada malam itu Allah SWT mengatur dan menetapkan khiththah dan strategi bagi Nabi-Nya Muhammad SAW guna mengajak manusia kepada agama yang benar, sehingga pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarah umat manusia, baik sebagai individu maupun kelompok.
Kedua, qadar berati kemuliaan. Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karena terpilih sebagai malam turunnya Al-Qur'an serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih. Kata qadar yang berarti mulia disebutkan dalam Surat Al-An’am ayat 91 yang berbicara tentang kaum musyrik, ayat tersebut berbunyi:
وَمَا قَدَرُوا اللّٰهَ حَقَّ قَدْرِهٖٓ اِذْ قَالُوْا مَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ عَلٰى بَشَرٍ مِّنْ شَيْءٍۗ قُلْ مَنْ اَنْزَلَ الْكِتٰبَ الَّذِيْ جَاۤءَ بِهٖ مُوْسٰى نُوْرًا وَّهُدًى لِّلنَّاسِ تَجْعَلُوْنَهٗ قَرَاطِيْسَ تُبْدُوْنَهَا وَتُخْفُوْنَ كَثِيْرًاۚ وَعُلِّمْتُمْ مَّا لَمْ تَعْلَمُوْٓا اَنْتُمْ وَلَآ اٰبَاۤؤُكُمْ ۗقُلِ اللّٰهُ ۙثُمَّ ذَرْهُمْ فِيْ خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ
Artinya: "Mereka (Bani Israil) tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ketika mereka berkata, 'Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia.' Katakanlah (Nabi Muhammad), 'Siapakah yang menurunkan kitab suci (Taurat) yang dibawa Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia? Kamu (Bani Israil) menjadikannya lembaran-lembaran lepas. Kamu memperlihatkan (sebagiannya) dan banyak yang kamu sembunyikan, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang tidak diketahui baik olehmu maupun oleh nenek moyangmu.' Katakanlah, "Allah" Kemudian, biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya." (QS. Al-An’am: 91)
Ketiga, qadar berarti sempit. Malam tersebut adalah malam yang sempit karena banyaknya malaikat yang turun ke bumi. Seperti yang ditegaskan dalam Surat Al-Qadar: "Pada malam itu turun malikat-malaikat dan ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan." Kata qadar yang berarti sempit digunakan oleh Al-Qur'an antara lain dalam ayat ke-26 Surat Ar-Ra'du:
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗوَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌ ࣖ
Artinya: "Allah melapangkan rezeki bagi yang dikehendaki dan mempersempitnya bagi yang dikehendakinya". (QS. Al-Qadr: 26)