AKURAT.CO, Suka atau tidak suka, status Erick Thohir dan Zainudin Amali sebagai menteri kabinet Presiden Joko Widodo di bursa calon Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSSI tak bisa lepas dari dugaan "politisasi". Namun demikian, hendaknya dugaan tersebut tidak dipolitisasi semakin jauh.
Hal tersebut disampaikan oleh pendiri Football Institute, Budi Setiawan, sehubungan dengan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar pada 16 Februari mendatang. Budi menganggap status Erick dan Zainudin dijadikan sebagai isu politik oleh sejumlah pihak.
"Menurut saya ini sudah bukan game sepakbola. Isunya sudah bergeser ke non sepakbola (politik), dan itu mencederai semangat sportivitas, pluralisme, persatuan dan integritas dalam sepakbola," kata Budi Setiawan sebagaimana dipetik dari Antara.
baca juga:
"Keduanya tentu telah memperoleh izin dari Presiden Jokowi untuk menyelesaikan PSSI secara serius dan menyeluruh."
Menurut Budi, kehadiran Erick dan Zainudin di bursa pencalonan mengindikasikan usaha Pemerintah untuk memperbaiki PSSI. Terutama pasca tragedi yang merenggut 130 nyawa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, awal Oktober silam.
"Menurut kami, justru masyarakat berekspektasi kepada Pemerintah agar secara serius membenahi sepakbola nasional, terutama pasca tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan jiwa. Tragedi Kanjuruhan ini merupakan titik nadir dari kesabaran masyarakat yang telah cukup bersabar melihat kondisi persepakbolaan kita hari ini," kata Budi.
"Erick Thohir punya pengalaman dan kapasitas manajerial sepak bola modern. Dan utamanya Bang ZA (Zainudin Amali) yang dinilai cukup senior dan pandai dalam membuka jaringan komunikasi dan kolaborasi dengan banyak pihak khususnya di dalam negeri."
Sejauh ini, Erick Thohir adalah kandidat terkuat sebagai calon Ketua Umum PSSI. Sementara itu, Menpora Amali kemungkinan akan bersaing dengan eks Sekretaris Jenderal PSSI untuk posisi wakil ketua umum.[]