Rahmah

Kisah Keteladanan Nabi Nuh AS, Penuh Makna!

Kisah Keteladanan Nabi Nuh AS, Penuh Makna!
Ilustrasi Keteladanan Nabi Nuh as (pixabay.com/ Dimitris Vetsikas)

AKURAT.CO Keteladanan nabi Nuh merupakan kisah yang mengajarkan kita tentang buah kesabaran. Nabi Nuh as adalah nabi Allah yang merupakan urutan ketiga diantara 25 nabi yang wajib kita percayai dan ketahui. Iman kepada nabi dan rasul juga merupakan rukun iman yang keempat.

Nabi Nuh as merupakan salah satu nabi dan Rasul pilihan Allah SWT karena memiliki hati yang sangat teguh dan ketabahannya yang luar biasa. Bahkan nabi Nuh as berdakwah membela agama Allah selama 950 tahun. Allah juga memberkati nabi Nuh dengan beberapa sifat yang harus dimiliki seorang nabi, yaitu kefasihan dan perkataan yang tegas. Nabi Nuh juga pandai bersyukur, berdakwah dengan bijak dan sabar. Nabi Nuh juga dikenal sebagai nabi yang membela dan melindungi kaum lemah, miskin dan tertindas. 

Kisah keteladanan nabi Nuh as

Dalam perjalanan dakwah nabi Nuh as. Allah SWT mengangkatnya menjadi nabi dan Rasul saat berusia 480 tahun. Allah SWT mengutus nabi Nuh as untuk berdakwah dan mengajak kaumnya untuk bertobat yang sudah terlanjur untuk menyembah berhala. Oleh karena itu nabi Nuh as diberi tugas khusus dari allah untuk mengajak kaumnya untuk menyembah Allah SWT dan harus meninggalkan berhala tersebut.

baca juga:

Nabi Nuh as berdakwah selama 5 abad. Nabi Nuh as berjuang dengan kerja keras dan tidak pernah menyerah sekalipun. Nabi Nuh as mulai mengawali berdakwahnya dengan secara diam-diam, lembut, bahkan juga secara terbuka.

Meski begitu, hanya ada sedikit orang yang mau menjadi pengikut Nabi Nuh As, sekitar 70-80 orang. Sebagian besar pendukungnya juga berasal dari buruh kasar yang miskin, dan tidak ada satu pun dari keluarga yang kaya. 

Walaupun dakwahnya tidak membuat hasil yang bagus, tetapi nabi nuh tetap taat dan setia kepada Allah SWT. Karena itu lah Allah SWT mengangkatnya menjadi menjadi gelar nabi Ulul Azmi.

Dengan keteladanannya yang sabar nabi Nuh as tetap setia menjadi pendakwah agama Allah dan membuat doa dalam untuk kaumnya yang durhaka. Allah SWT mendengar doa nabi nuh itu yang sangat tulus dan ikhlas, lalu Allah SWT mengabulkannya dan menyuruh nabi Nuh as untuk membuatkan sebuah bahtera yang besar.

Setelah perintah Allah dijalankan, Nabi Nuh as membuat bahtera itu sesuai petunjuk dari Allah SWT, segera setelah itu, Allah SWT menurunkan hujan juga disertai dengan badai yang besar. Sehingga menimbulkan banjir yang besar sehingga melanda bumi. Dengan demikian, para pengikut nabi Nuh terselamatkan setelah menaiki bahtera yang nabi Nuh as buat atas perintah Allah, sedangkan para pembangkangnya tenggelam semua. 

Dengan begitu banyak banyak kaumnya yang durhaka tidak selamat dalam bencana ini, hanya beberapa orang saja yang selamat dan beberapa hewan yang mengikuti ajaran tauhid dari keteladanan nabi Nuh as yang sabar, taat, patuh karena perintah Allah SWT. 

Dari kisah tersebut banyak yang harus kita contoh dari sifat keteladanan nabi Nuh as ini. Ada 3 dari banyaknya keteladanan lain yang juga bisa dipetik dari kisah Nabi Nuh AS di antaranya adalah sebagai berikut:

  1. Pemaaf. Memaafkan perilaku buruk dari para kaumnya itu menjadi salah satu keteladanan yang bisa kita dapatkan dari Nabi Nuh as. Beliau ini lebih mengutamakan memaafkan terhadap sesama atas perilaku buruk yang diterimanya.
  2. Selalu mendoakan kebaikan untuk orang lain. Sifat keteladanan kedua ini bisa dijadikan teladan adalah selalu berdoa ketika ada masalah. Bahkan mendoakan orang lain yang melakukan keburukan kepada dirinya sendiri. Oleh karena itu, kita harus ingat bahwa berdoa merupakan salah salah solusi ketika kita merasa disakiti.
  3. Tidak sombong. Sifat keteladanan salah satu wasiat dari Nabi Nuh as ini ketika menjelang wafat di antaranya adalah agar tidak berlaku sombong terhadap lainnya. Karena kalau kita memiliki sifat yang sombong maka tidak akan lama mendapatkan balasannya. Seperti halnya putra dari nabi Nuh as yang bersikap takabur dan sombong, setelah itu mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan tenggelam dari kebanjiran yang terjadi ketika ada musibah besar. []