
AKURAT.CO Keluarga mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Muhammad Hasya Atallah Saputra mendapat ancaman dari orang tak dikenal. Hal itu diungkap kuasa hukum keluarga Hasya saat jumpa pers di sekretariat ILUNI UI, Salemba, Jakarta Pusat, pada Jumat (27/1/2023).
"Di mata keluarga, seperti ada tekanan, intimidasi. Orang (tak dikenal) datang malam-malam langsung masuk rumah. Setelah itu tidak ada (lagi)” kata Gita, Jumat (27/1/2023).
Tak hanya itu, ibunda Hasya, Ira mengaku diundang pihak kepolisian Subditgakkum pada Desember lalu. Ia menyatakan memang sudah ada beberapa kali mediasi.
baca juga:
"Kami dipertemukan, maksudnya polisi mempertemukan antara kami dengan pelaku di Subdit Gakkum Pancoran," kata Ira.
Dalam pertemuan itu, Ira dan sang suami turut mengajak tim kuasa hukum mereka. Namun saat pertemuan itu, mereka tak diperkenankan oleh polisi untuk didampingi tim kuasa hukum.
"Tapi apa yang terjadi di sana, kami dipisahkan antara Bu Gita (kuasa hukumnya) dan kami berdua (dengan suami). Jadi di dalam ruangan itu, menurut saya, yang memang merasakan kejadian itu kami serasa disidang," terangnya.
Dalam posisi terpojok itulah, ujar Ira, dia dan suami ditawari oleh polisi agar mau berdamai dengan sang purnawirawan polisi yang ia yakini sebagai orang yang menewaskan anaknya.
"Ada beberapa petinggi polisi, mohon maaf saya harus menyebutkan itu, meminta kami untuk berdamai. 'Udah Bu damai saja. Karena posisi anak ibu sangat lemah'," tuturnya.
Ucapan itu lantas membuat Ira dan sang suami tak terima. Ia menegaskan enggan berdamai dengan terduga pelaku sebelum orang tersebut bertanggung jawab di hadapan hukum.
"Saya bilang kenapa. Saya bilang itu. Posisi anak saya meninggal dunia, kenapa jadi yang lemah. Gimana dengan si pelaku yang nabrak ini," kata Ira mempertanyakan kelanjutan hukum perkara Hasya. []