
AKURAT.CO Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita bahwa dirinya harus bersemedi demi menentukan kebijakan untuk tidak melockdown di awal Pandemi Covid-19.
Pasalnya, 80 persen menteri di Kabinet Indonesia Maju bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kompak meminta agar akses negara ditutup sebagaimana yang dilakukan oleh negara lain.
"Saya semedi 3 hari untuk memutuskan apa ini, apakah kita harus lockdown atau tidak. Karena betul-betul sangat tidak memiliki pengalaman semuanya mengenai ini,"kata Jokowi dalam acara Rakornas transisi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional tahun 2023 di Jakarta, Kamis, (26/1/2023).
baca juga:
Jokowi memprediksi dalam dua sampai tiga minggu rakyat kecil tak akan punya peluang lagi untuk mencari nafkah apabila saat itu diberlakukan lockdown.
"Semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi? Rakyat pasti rusuh, Itu yang kami hitung sehingga kami putuskan saat itu tidak lockdown," ujar dia.
Meski begitu, pendapatan penerimaan negara tetap anjlok 16 persen di saat belanja negara harus naik 12 persen. Salah satunya dalam mencapai suntikan vaksin juga 448 juta suntikan di tengah kendala geografis di Indonesia. []