
AKURAT.CO Kondisi politik nasional dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Menjelang pemilihan umum (pemilu) presiden dan legislatif pada Februari 2024 mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bergerak ke arah yang lebih positif. Hal ini disebabkan oleh daya konsumsi masyarakat yang meningkat berkat adanya dorongan ketika mendekati masa pemilu.
Data DBS Group Research mendapati Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang baik pada 2022 dan diproyeksikan akan mencapai sekitar 5 persen pada tahun 2023 berkat kembalinya pendorong pertumbuhan utama menjadi seperti masa pra-pandemi.
Bertajuk 'Indonesia Pivotal Role to ASEAN Economy', DBS Asian Insights Forum 2023 memaparkan insights para pakar terkait bagaimana peristiwa politik menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan berbagai sektor di Indonesia pascapandemi.
baca juga:
Managing Director & Chief Economist DBS Group Taimur Baig mengatakan, di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi di mayoritas negara adidaya, Indonesia diperkirakan menjadi salah satu negara yang akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi.
"Hal yang membedakan Indonesia dengan negara-negara lainnya adalah kondisi ekonomi Indonesia tidak serta-merta bergantung pada perdagangan global. Meskipun volatilitas global berpotensi terjadi, Indonesia memiliki ketahanan ekonomi secara substansial karena adanya resistansi makro ekonomi dan finansial," ujar Dia dalam pernyataan tertulisnya di Jakarta, dikutip Minggu (26/3/2023).
Adapun berdasarkan atas survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia, saat ini terdapat 34 nama yang menjadi kandidat calon presiden (capres) pada pemilu presiden (pilpres) 2024 mendatang. Nama Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto sudah melekat di masyarakat selama setahun ke belakang.
Seperti yang diketahui, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan merupakan Gubernur di Jawa Tengah dan DKI Jakarta, sedangkan Prabowo Subianto merupakan merupakan Menteri Pertahanan Indonesia. Ketiga calon kandidat tersebut memiliki basis dukungan yang sangat kuat, mendominasi 75 persen dukungan rakyat Indonesia dalam satu tahun terakhir.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi optimis bahwa hasil pemilu presiden dan legislatif, serta agenda kebijakan dari masing-masing partai tidak akan memberikan pengaruh besar pada kebijakan ekonomi nasional.
Di samping itu, stabilitas politik Indonesia terjaga dengan nyaris tidak adanya kekerasan politik dari penyelenggaraan pemilu terdahulu.