
AKURAT.CO Insiden mengejutkan terjadi di Medan. Seorang tenaga kesehatan diketahui telah melakukan penyuntikan vaksin Covid-19 kosong ke seorang siswa sekolah dasar. Peristiwa tersebut sempat terekam video dan viral di sejumlah media sosial.
Dilansir dari berbagai sumber, AKURAT.CO mengumpulkan sejumlah fakta penting terkait dokter yang menyuntik siswa SD dengan vaksin Covid-19 kosong.
1. Viral di media sosial
Kasus ini mulai mendapat perhatian warganet setelah munculnya sebuah video yang memperlihatkan proses penyuntiukan vaksin pada seorang siswa. Namun, suntikan tersebut terlihat kosong atau tidak ada cairan sama sekali. Sedangkan dalam keterangan video tersebut, vaksinasi tersebut berlangsung di SD Dr. Wahidin Sudirohusodo di Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan tersebut terjadi pada semua anak.
baca juga:
2. Polisi panggil 5 saksi
Terkait laporan tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan. Hingga akhirnya, pihak berwajib memeriksa 5 orang saksi terkait suntikan vaksin kosong. Lima orang saksi dalam kasus suntikan vaksin kosong yang digelar oleh Polres Belawan tersebut adalah vaksinator, perawat, orang tua siswa, hingga penginput data.
3. Siswa tidak merasakan efek apa pun
Selain video yang viral, terkuaknya kasus ini juga berawal dari pengakuan sang siswa SD yang tidak merasakan efek samping dari vaksin Covid-19 tersebut. Sedangkan menurut orang tua siswa SD tersebut, ia menemukan efek yang berbeda dari dua teman anaknya.
4. Permintaan maaf
Setelah terungkap dan adanya pemeriksaan oleh 5 orang saksi, akhirnya seorang dokter yang terlibat dalam peristiwa vaksinasi tersebut menyatakan permintaan maaf. Dokter G tersebut meminta maaf atas kekhilafan yang telah dibuatnya.
5. Dokter G menolak tuduhan
Namun ternyata, permintaan maaf tersebut bukan karena tuduhan ia telah melakukan vaksinasi kosong. Pengacara dokter tersebut menyatakan bahwa kliennya meminta maaf karena jika dokter G disebut khilaf dan bukan karena ia bersalah. Selain itu, pengacara juga menyebutkan bahwa dokter G telah menyuntikkan vaksin dengan dosis yang sedikit atau 0,5 mili sesuai dengan SOP.
6. Ditetapkan tersangka
Setelah dilakukan pemeriksaan, Dokter G akhirnya ditetapkan sebagai tersangka sesuai dengan pernyataan polisi pada hari Sabtu (29/1) lalu. Kepolisian juga menyatakan telah memiliki sejumlah bukti berupa tidak ditemukannya kandungan vaksin Covid-19 dalam tubuh siswa yang disuntik oleh tersangka.
7. Dokter G tidak ditahan
Meski telah ditetapkan sebagai tersangka, Dokter G kini diketahui tidak ditahan. Menurut kepolisian, keputusan tersebut dikarenakan berat hukum maksimal yang diancamkan ke tersangka tidak lebih dari 5 tahun penjara. Namun, pihak kepolisian juga menambahkan bahwa hingga kini masih melakukan berbagai penyidikan termasuk pembuktian adanya unsur kesengajaan atau kelalaian.
Selain itu, pihak kepolisian juga masih mendalami terkait sisa dosis yang seharusnya 40 dosis karena pencapaian vaksinasi hanya sampai 460 orang sedangkan targetnya 500 orang, tetapi yang kembali sejumlah 100 dosis.[]