Kominfo Akan Panggil Facebook Terkait Video Teror Selandia Baru

Kementerian Komunikasi dan Informatika | AKURAT.CO/Vidyandini Agivonia
AKURAT.CO Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan memanggil pihak Facebook terkait video aksi teror dua masjid di Selandia Baru dan penyebarannya yang kian meluas.
Hal ini dikarenakan Kominfo membeberkan data bahwa terdapat 2.856 video telah ditapis di berbagai media sosial. Lebih detilnya, video yang ditapis terdiri dari Twitter sebanyak 856 konten, 355 video di Facebook dan 144 dari YouTube serta Instagram paling banyak 1.501 video.
"Rencana panggil minggu ini Facebook Indonesia," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan usai konferensi pers di Gedung Kominfo, Jakarta, Selasa (20/3).
baca juga:
Semuel menyayangkan kepada pihak Facebook yang lambat dalam responsif untuk langsung memblokir penyiaran aksi kejam tersebut. Ia mengharapkan Facebook tidak bergantung pada laporan pengguna atas konten negatif, terutama mengandung sarat radikalisme.
"Jadi kami harap dia (Facebook) gak bergantung pada laporan pengguna. Kalau sudah dilaporkan berarti kan sudah beredar," jelasnya.
Akan tetapi, Semuel juga mengatakan bahwa pihak Facebook-nya sendiri mengalami kewalahan dalam bekerja untuk menurunkan penyebaran video aksi penembakan tersebut. Apalagi kini video aksi penembakan tersebut sudah banyak versinya.
Dilansir dari CNBC, pihak Facebook mengatakan bahwa video live streaming milik Brenton Harrison Tarrant, pelaku aksi penembakan di dua masjid Selandia Baru telah ditonton 4 ribu kali sebelum dihapus oleh Facebook.
Sementara saat Brenton melakukan live streaming, videonya telah disaksikan 200 pengguna. Sayangnya, tidak ada satupun pengguna yang melaporkan video live streaming tersebut. Menurut perusahaan media sosial milik Mark Zuckerberg itu, pengguna yang melaporkan video Brenton untuk pertama kalinya ada ketika 12 menit setelah live streaming berakhir.
Dengan adanya tragedi ini, para perusahaan media sosial kini tengah menghadapi kritikan dari berbagai pihak karena beredarnya video aksi kejam Brenton.