Jepang Sulap Kotoran Sapi jadi Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan

Peternakan sapi di Bandung Barat | DOKUMEN
AKURAT.CO, Kotoran dan urin dari ribuan sapi perah Hokkaido akan segera menjadi tenaga listrik di seluruh prefektur dengan teknologi pertama di dunia yang ditemukan Jepang.
Dilansir dari Asahi.com, kotoran sapi yang menjijikkan akan diubah menjadi biofuel cair yang ramah lingkungan. Kei Okubo, seorang profesor fotokimia organik di Universitas Osaka, mengembangkan teknologi yang menghasilkan metanol dan asam format yang mengeluarkan nol karbon dioksida (CO2).
Menurut perkiraan, mengubah semua limbah dari 10.000 sapi perah di kotamadya menjadi metanol dapat menutupi listrik yang dikonsumsi di semua fasilitas umum kota dan pabrik pengolahan produk makanan laut dan di dua pertiga pabrik susu.
baca juga:
Bukan itu saja, meskipun Jepang sekarang mengimpor semua metanolnya, menurut Okubo, 20 persen dapat diganti jika kotoran dari semua sapi perah di seluruh negeri diubah menjadi biofuel.
Fasilitas uji coba akan ditingkatkan paling cepat pada tahun fiskal 2024 untuk komersialisasi. Bisnis ini ingin memperluas ke area lain di dalam dan di luar Hokkaido pada tahun fiskal 2030 atau lebih. Hokkaido adalah rumah bagi banyak peternak sapi perah, program ini diharapkan menyebar ke daerah lain di prefektur paling utara Jepang di masa depan.
“Peternakan sapi perah secara dramatis meningkat skalanya, tetapi ada masalah bagaimana menangani kotoran yang dihasilkan,” kata Hazama.
“Saya berharap penelitian ini akan dipercepat untuk mengambil peran penting tidak hanya di kota tetapi juga dalam pembangunan Hokkaido dan industri Jepang," tambahnya.
Kota Okoppe mendaftar dengan Universitas Osaka pada tahun 2019 untuk melakukan penelitian bersama. Air Water Hokkaido dan Iwata Chizaki bergabung dengan program ini sebagai langkah menuju komersialisasi metode tersebut, dengan memanfaatkan kekuatan entitas Hokkaido.
Berdasarkan teknik Okubo, metana dalam biogas dilarutkan dalam fluida khusus sebelum terkena sinar ultraviolet, sehingga akan berubah menjadi metanol dan asam format. Proses ini dapat diselesaikan pada suhu dan tekanan normal tanpa mengeluarkan CO2.
Dengan menggunakan teknik ini, efisiensi konversi metanol meningkat drastis dari 1 persen menjadi 14 persen. Rasio asam format juga meningkat dari 0 persen menjadi 85 persen.
“Ini memungkinkan kami untuk menggunakan semua bahan tanpa limbah,” kata Okubo.
Asam format tidak hanya sebagai bahan tambahan untuk pakan ternak, tetapi juga bahan untuk produksi hidrogen yang sangat diantisipasi sebagai sumber tenaga generasi berikutnya.