Takut Diincar Pendukung Donald Trump, Karyawan Twitter Kunci Akun

Ilustrasi pengguna Twitter | GETTY IMAGES
AKURAT.CO, New York Times melaporkan bahwa beberapa karyawan Twitter mengatur akun menjadi pribadi dan menghapus biografi online mereka karena khawatir menjadi target pendukung Donald Trump. Selain itu, beberapa akun eksekutif Twitter juga menjadi pribadi.
Akun @realDonaldTrump Trump sendiri secara permanen telah ditangguhkan dari Twitter sejak 8 Januari lalu, karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut. Trump mengatakan kepada para pendukungnya pada rapat umum tepat sebelum serangan di Capitol 6 Januari. Sayangnya, pernyataan itu menjadi pendorong terjadinya pengepungan di Capitol.
Dilansir dari The Verge, mengutip Times, Minggu (17/1), CEO Twitter Jack Dorsey tidak sepenuhnya yakin bahwa larangan sementara terhadap akun Trump pada hari itu adalah keputusan yang tepat. Sementara eksekutif Twitter mengatakan kepada Dorsey bahwa tanggapan terhadap tweet Trump sehari setelah kerusuhan menunjukkan ada potensi besar terjadinya lebih banyak kekerasan di dunia nyata.
baca juga:
Akibatnya, lebih dari 300 karyawan Twitter telah menandatangani petisi internal yang menyerukan penangguhan permanen Trump. Setelah Twitter mengumumkan larangannya, Snapchat mengeluarkan larangan permanennya sendiri, dan Twitch serta Facebook memberikan larangan tanpa batas waktu pada akun Trump.
"Risiko membiarkan Presiden terus menggunakan layanan kami terlalu besar," kata Facebook, dalam sebuah pernyataan beberapa waktu lalu.
Selain itu, Shopify menghapus toko kampanye Trump, sumber utama penjualan topi “Make America Great Again” dan barang dagangan lainnya.
Dalam utas tweet-nya beberapa hari lalu, Dorsey mengatakan bahwa melarang akun Trump adalah keputusan yang tepat.
"Kerusakan offline akibat pidato online terbukti nyata, dan yang mendorong kebijakan dan penegakan kami di atas segalanya," tulisnya.