Selama Pandemi Kejahatan Siber Menyasar Pemerintah dan E-Commerce di Berbagai Negara

Ilustrasi - Peretas | AKURAT.CO/Ryan
AKURAT.CO, Sektor pemerintahan dan perusahaan berbasis teknologi tercatat mengalami serangan siber terbanyak selama pandemi COVID-19 di berbagai negara.
"Dua sektor ini menyimpan data pribadi," ujar CEO Perusahaan kemanan siber NTT Ltd untuk Indonesia, Hendera Lesmana, Kamis (03/12/2020).
Serangan kepada pemerintah dan perusahaan teknologi, termasuk platform dagang, berdasarkan Global Threat Intelligence Report 2020, cenderung lebih tinggi dibandingkan laporan GTIR 2019.
baca juga:
Dari total serangan siber secara global, serangan terhadap pemerintah berjumlah 16 persen pada laporan tahun ini, sementara pada laporan tahun 2019 berjumlah 9 persen.
Sementara perusahaan teknologi, paling banyak mendapat serangan ransomware.
Sektor kesehatan, menurut Hendera, juga mengalami peningkatan serangan pada awal tahun ini, ketika pandemi virus corona merebak di berbagai negara.
Secara umum, kekuatan keamanan siber di sektor kesehatan belum sebaik sektor finansial.
Peretas menggunakan momentum COVID-19 untuk melancarkan serangan ke institusi kesehatan, antara lain berupa ransomware, membuat domain palsu dan phishing.
Serangan siber dan pandemi virus corona menyebabkan perusahaan menyiapkan banyak dana untuk memperkuat pertahanan mereka.