Kominfo Siapkan Tiga Langkah Antisipasi agar Proyek SATRIA-1 Berjalan Normal

Menteri Kominfo Johnny G. Plate dalam Konferensi Pers Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha Satelit Multifungsi SATRIA yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, Senin (23/11/2020) | Kominfo
AKURAT.CO, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan perkembangan situasi terkini pengadaan Satelit Multifungsi SATRIA-1. Menurutnya pengadaan dan penempatan Satelit SATRIA-1 masih berjalan dengan normal. Di tengah pandemi Covid-19, Menteri Kominfo menyatakan adanya potensi pengunduran jadwal. Oleh karena itu, Indonesia tengah menyiapkan tiga langkah antisipasi.
“Kita sama-sama mengetahui bahwa Satelit Satria Satu ini akan diletakkan di orbit 146 BT. Yang telah mendapat izin penempatan satelit adalah PSN 146E. Satelit ini perusahaan pembuatnya adalah Thales Alenia Space (TAS) dan roket peluncurnya adalah SpaceX Falcon 95500 yang saat ini proses produksinya sedang berjalan,” ujar Menteri Johnny dalam Konferensi Pers mengenai Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Satelit Multifungsi SATRIA yang berlangsung secara virtual dari Jakarta, Senin (23/11/2020).
Menteri Kominfo menyatakan proses pengadaan dan penempatan Satelit SATRIA-1 masih berjalan normal. “Pengadaan dan rencana penempatan Satelit Satria Satu masih berjalan dan berlangsung dengan normal,” tegasnya.
baca juga:
Mengenai slot orbit, Menteri Kominfo menegaskan slot orbit 146BT telah disetujui oleh International Telecommunication Union (ITU) Radio Regulation Board (RRB) untuk digunakan oleh Indonesia.
“Slot orbit 146 bujur timur ini telah disetujui oleh ITU untuk digunakan oleh Indonesia. Dalam hal ini PSN sebagai operator satelit, yang mana jangka waktu penempatan satelitnya sampai dengan Maret 2023,” jelasnya.
Dalam konferensi pers, Menteri Johnny melakukan klarifikasi atas berita yang beredar di masyarakat sehubungan dengan informasi yang dikeluarkan oleh https://www.spaceintelreport.com/.
“Berita pada tanggal 16 November tahun 2020 dengan judul berita ITU Board Reject Indonesia’s Deadline Extension Request For Satria Broadband Satelite. Berita tersebut sebetulnya telah diralat, telah diperbaiki, dikoreksi menjadi ITU Wants More Information before standing deadline for Indonesia’s Satria Broadband Satelite,” tuturnya.
Menurut Menteri Kominfo, pandemi Covid-19 memengaruhi pengadaan dan produksi Satelit SATRIA-1. Sehingga mengalami pengunduran jadwal penempatan pada orbit. “Ternyata, Covid-19 juga berdampak kepada proses pengadaan dan produksi Satelit SATRIA-1 Satu. Yang sedianya direncanakan untuk ditempatkan di orbit pada bulan Maret tahun 2023, kemudian mengalami pengunduran jadwal,”.
Atas pengunduran jadwal itu, Menteri Johnny menyatakan Pemerintah Indonesia mengusulkan dan meminta perpanjangan waktu penempatan satelit di orbit. “Selama 14 bulan yang kita perkirakan ya secepatnya atau paling cepat meletakkan satelit di orbit bisa dapat dilakukan pada Kuartal keempat tahun 2023,” jelasnya.
Pengunduran jadwal penempatan satelit dalam orbit menurut Menteri Kominfo merupakan hal yang biasa terjadi dalam industri satelit karena adanya keadaan kahar atau force majeur. “Hal ini biasa terjadi di dalam ITU Board meeting. Biasa terjadi di industri satelit di mana potensi terjadinya force majeur atau keadaan kahar itu terjadi,” ujarnya.