Ungkap Sindikat Pembuat Aplikasi Ilegal, Polda Metro Manfaatkan Teknologi Gojek SHIELD

Polres Kota Tangerang Selatan (Tangsel) membekuk komplotan pelaku yang mengakali aplikasi Gojek menggunakan GPS palsu untuk meraup pundi-pundi jutaan rupiah. | AKURAT.CO/Hendrik Situmorang
AKURAT.CO Gojek secara proaktif mencegah risiko keamanan dan membantu pihak berwajib untuk mengungkap keberadaan sindikat kriminal pembuat aplikasi ilegal.
Kali ini, teknologi Gojek SHIELD merilis inovasi terbaru berupa Fitur Lapor Ofik (Order Fiktif) serta teknologi pendeteksi perangkat ilegal secara otomatis. Teknologi tersebut juga dimanfaatkan Polda Metro Jaya untuk mengungkap sindikat pembuat aplikasi ilegal.
"Kolaborasi dengan teknologi Gojek SHIELD yang mampu mendeteksi penggunaan aplikasi terlarang, yang kemudian dilaporkan kepada kami, merupakan suatu dukungan yang baik sehingga kami segera menindaklanjuti dan berhasil menangkap sindikat kriminal pembuat aplikasi ilegal yang beroperasi di Jabodetabek," kata AKBP Dhany Aryanda, Kepala Sub Direktorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya dalam konferensi pers virtual pada Selasa (13/10/2020).
baca juga:
Proses penyelidikan atas kasus ini menurutnya telah selesai dan saat ini para tersangka tengah menjalani proses peradilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Kami mengapresiasi langkah cepat Gojek dalam melaporkan perkara ini, sehingga dapat meminimalisir dampak kerugian yang menimpa masyarakat dan industri transportasi online secara umum," sebutnya.
Dhany menjelaskan berdasarkan hasil investigasi, tersangka menawarkan aplikasi ilegal hasil modifikasi sebagai aplikasi yang seakan-akan kebal penangguhan (anti-suspend) dan bisa menghasilkan banyak orderan.
Padahal kenyataannya, aplikasi seperti ini justru menyamarkan tampilan peringatan dan teguran resmi atas pelanggaran, yang berpotensi membuat mitra mendapat sanksi suspend.
Pengguna aplikasi ilegal baru menyadarinya ketika akunnya mendapat sanksi paling berat yakni suspend permanen atau pemutusan kemitraan.
"Kerugian lainnya terlihat dari adanya malfungsi fitur, seperti kendala saat login maupun gangguan pada peta dan navigasi yang akhirnya justru berdampak negatif pada kelancaran operasional mitra," ujar Dhany.