
AKURAT.CO Mantan Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam, membantah tudingan pihak Kontras yang menyebut investigasi Komnas HAM dalam tragedi Kanjuruhan minim keterlibatan korban.
Anam menyebut proses investigasi, permintaan keterangan dan pengumpulan bukti telah melibatkan korban dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, itu.
"Saya kira klaim dari pihak tertentu bahwa kami tidak melibatkan korban itu klaim yang tidak berdasar karena tidak berada langsung di tengah korban secara intensif. Bertemu dan berdiskusi langsung di rumah-rumah korban atau komunitas korban/Aremania secara intens dan subtansial. Kami juga berusaha kerja maksimal secara imparsial," jelas Anam dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (20/11/2022).
baca juga:
"Proses pemantauan dan penyelidikan kasus kanjuruhan banyak melibatkan korban dan berbagai kelompok di Malang. Tidak hanya menggali fakta dengan meminta keterangan, namun juga berdiskusi dan bekerja sama untuk memastikan keadilan dan hak korban," tambahnya.
Sebelumnya, Sekjen Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) yang juga Tim Gabungan Aremania, Andi Irfan, mengkritik investigasi Komnas HAM pada tragedi Kanjuruhan.
"Itu kelemahan paling fatal menurut kami dari investigasi Komnas HAM (periode) sebelumnya adalah minim keterlibatan korban," kata Andi saat mendampingi keluarga korban tragedi Kanjuruhan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (17/11/2022).
Anam membantah itu. Kata dia, proses penyelidikan dan investigasi bisa berjalan mulus lantaran bekerja sama dengan para korban.
Hasil kerja sama itu juga membuat Komnas HAM mendapatkan banyak bukti dari lapangan. Karena itu pula, mereka bisa mengawal jalannya keadilan bisa didapatkan oleh korban, pihak Aremania dan warga Malang.
"Selongsong/gas air mata didapat oleh korban dan Aremania, kami diskusikan dan bekerja sama, termasuk memilih laboratorium untuk mengetahui kadar kimianya. Belum lagi terkait video kunci pintu 13 yang menunjukkan bagaimana gas air mata sampai ke lorong pintu dan keluar. Itu hasil kerja sama kami dengan korban dan Aremania," paparnya.
Menurut dia, tanpa kerja sama dengan korban dan warga Malang, mustahil bukti, keterangan serta fakta bisa dihimpun oleh tim investigasi.
"Banyak korban dan Aremania yang berkomunikasi dengan kami sejak awal, untuk diskusi dan mengungkap fakta. Ini terkait karena banyak dari mereka yang kenal sejak masih anak-anak karena teman sekampung, sepermainan, teman SD, SMP dan SMA. Selama proses pemantauan dan penyelidikan tidak waktu kecuali bersama para korban dan Aremania," jelas Anam.