Lifestyle

Kata Psikolog Soal Anak Annisa Pohan yang Berubah Ketika Remaja

Kata Psikolog Soal Anak Annisa Pohan yang Berubah Ketika Remaja
Ulang tahun putri pertama Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan, Almira Tunggadewi Yudhoyono (Instagram/annisapohanyudhoyono)

AKURAT.CO, Bagi orangtua, mengasuh dan mendidik remaja jauh lebih sulit daripada pada saat anak masih kecil. Saat anak beranjak ke masa remaja, sifat baru akan muncul dalam diri mereka, seperti cenderung lebih tertutup, tidak bisa mengontrol emosi, hingga hilangnya rasa empati kepada orangtua. 

Fase inilah yang sedang dirasakan oleh Annisa Pohan. Sebab, putri pertamaynya bersama Agus Harimurti Yudhoyono, Almira Tunggadewi Yudhoyono, saat ini sudah berusia 13 tahun. 

Hal ini diketahui dari curhatan Annisa tentang anak remajanya, yang dituangkan dalam sesi Instagram Live bersama dengan Co-Founder Tiga Generasi yang juga merupakan psikolog anak, Saskhya Aulia Prima, 

baca juga:

"Kita gimana menghadapi anak ketika anak mulai judes, males-malesan kalau disuruh orangtua, menjauh dari orangtuanya," ujar Annisa melalui Instagram Live, dikutip pada Sabtu, (4/9). 

"Anak kita dari kecil benar-benar lengket ke kita, tiba-tiba dia menjauh, syok banget kita, apalagi kalau dia mulai ngebantah, mulai judes ke kita, bapaknya lebih syok lagi," tambah Annisa.

Menurut Sashkya, fase yang dialami Almira memang dialami oleh remaja pada umumnya, sehingga orangtua memiliki peran penting untuk mengatur dan mengendalikan masalah ini.

“Kenapa nih jadinya kita perlu manajemen bapernya sendiri, kenapa mereka butuh perhatian spesial. Remaja ini perlu banget loh perhatian spesial, karena mereka tuh transisi dari masa remaja ke dewasa. Ini fase yang sangat penting, di dewasa akan menjadi seperti apa,” kata Saskhya.

"Di fase-fase remaja ini, membentuk dasar-dasar orang dewasa yang sehat secara mental dan fisik. Serta pembentukan karakteristik apapun terjadi," sambung Saskhya. 

Saskhya menambahkan, di masa remaja, anak masih dalam fase egosentris sehingga sulit memiliki pengertian pada orang lain. 

"Memang lagi agak susah tuh pengertian karena dia mengerti dirinya saja tidak, jadi emang agak ribet,” ucap Sashkya.

Untuk mengatasi emosi tersebut, Sashkya menganjurkan untuk melakukan pendekatan dengan menanyakan terlebih dahulu perasaan anak. Hindari langsung memberi nasihat.

"Kalau kita paksain kasih nasihat, otak bagian depan dia lagi memproses informasi dan otak bagian depan memproses perasaan nggak pernah bareng,”  tutur dia.

Cara lain mengontrol emosi remaja adalah dengan mengajaknya mencoba meditasi atau olahraga yang dapat mengendalikan pernapasan, seperti yoga.[]