
AKURAT.CO Manusia diciptakan oleh Allah SWT ke muka bumi untuk tujuan beribadah. Tanpa tujuan itu, manusia tidak ada bedanya dengan binatang yang tidak Allah karuniai akal sebagaimana manusia. Ibadah dilakukan agar manusia mendapatkan keselamatan dan pahala.
Hanya ibadah yang akan menentukan keselamatan manusia di akhirat. Jika ibadah seseorang baik, maka masa depan akhiratnya juga baik. Sebaliknya, jika ibadahnya kurang, maka buruk lah masa depan akhiratnya.
Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab ‘Ibadah. Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti: Perbuatan atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama.
baca juga:
Manusia sendiri diciptakan di muka bumi dengan tujuan tidak lain yaitu untuk melakukan ibadah. Dengan ibadah seseorang akan mendapatkan pahala melimpah dari Allah SWT. akan tetapi, ada hal-hal yang walaupun kita melakukan ibadah, tetapi pahalanya tidak sampai.
Disebutkan oleh Abu Laits Al-Samarqandi dalam Tanbihul Ghafilin seperti demikian:
وقال بعض الحكماء: يجتاج العمل أربعة أشياء حتى يسلم: أولها العلم قبل بدئه لأن العمل لا يصلح إلا بالعلم، فإذا كان العمل بغير علم كان ما يفسده أكثر مما يصلحه. والثاني النية في مبدئه لأن العمل لا يصلح إلا بالنية...والثالث الصبر في وسطه، يعني يصبر فيه حتى يؤديه على السكون والطمأنينة. والرابع الإخلاص عند فراغه، لأن العمل لا يقبل بغير إخلاص، فإذا عملت بالإخلاص يتقبل الله تعالى منك، وتقبل قلوب العباد منك
Artinya: “Sebagian orang bijak berkata, ‘Amalan butuh pada empat hal agar selamat: pertama, berilmu sebelum memulainya, karena amal tidak sah tanpa ilmu. Bila amal dilakukan tanpa ilmu, mudharatnya lebih banyak ketimbang maslahatnya. Kedua, niat pada saat memulainya, karena amalan tidak sah tanpa niat. Ketiga, sabar ketika menjalankannya agar mencapai ketenangan. Keempat, ikhlas ketika selesai beramal, karena amalan tidak akan diterima tanpa keikhlasan, bila kamu ikhlas Allah akan menerima amalanmu dan hati orang-orang yang beribah pada Allah (beriman) juga akan menerimanya.”
Bilakita merenungi makna penjelasan Al-Tsamarqandi di atas, amal/ibadah kita tidak bisa mendapatkan pahala manakala kita tidak melakukan empat hal di atas, yang jika disimpulkan, yaitu pertama, beribadah tanpa berilmu. Kedua, tidak niat benar-benar untuk beribadah. Ketiga, tidak sabar dalam menjalankannya. Dan keempat, tidak ikhlas dalam beribadah. Wallahu A’lam.[]