Enggan Golput, Nia Dinata Berikan Pandangannya untuk Memilih di Pilpres 2019

Nia Dinata | AKURAT.CO/Rani Ayu Utami
AKURAT.CO Sutradara dan produser film yang dulunya juga ikut serta dalam peristiwa politik 1998, Nia Dinata memantapkan hati untuk ikut serta dalam pencoblosan di Pemilu Capres dan Cawapres April 2019 mendatang.
Diakuinya, di tahun 2014 ke belakang, ia selalu enggan berpartisipasi menjadi pemilih lantaran tidak ada pasangan Capres dan Cawapres yang menurutnya pantas untuk dipilih. Namun saat pemilu 2014, ia memilih dan memantapkan hati dengan mendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kini, Joko Widodo kembali maju dengan pasangan Ma'ruf Amin di Pemiligan Presiden 2019.
"Sebelum 2014, saya golput nggak pernah milih sama sekali. Nggak peduli karena saya masih merasa bahwa, siapa pun pemenangnya, kita tidak ada risiko apapun," ucap Nia seperti dikutip dari rilis yang diterima Akurat.co, Jumat (22/3).
baca juga:
Sebagai aktivis yang juga menjadi saksi sejarah 1998, Nia menilai bahwa ia tak ingin kebebasan berekspresi dan reformasi yang dulu digaungkan justru diberhentikan lantaran memilih pemimpin yang tidak mendukung kebebasan berekspresi.
"Saya tidak mau menanggung risiko kebebasan berekspresi dan reformasi kita tiba-tiba jadi terstop. Lalu kita seperti mundur ke belakang dan semua jadi serba dibatasi," jelasnya.
Lebih lanjut, pendiri Kalyana Shira Film tersebut pun memantapakan diri untuk memilih paslon Capres dan Cawapres nomor urut 01 di Pilpres 2019 mendatang.
"Walaupun selama pemerintahan Jokowi tidak mudah, tapi beliau fokus bekerja membangun semua infrastruktur, membuat BPJS, semua yang memudahkan rakyat Indonesia. Jadi kenapa nggak dilanjutin? Toh tinggal satu periode lagi," lanjut Nia Dinata.
Adapun soal politik, Nia Dinata mengaku bukan orang partai. Namun ia melihat ada suatu perubahan dari salah satu partai baru yang menurutnya membawa angin segar untuk perpolitikan di Indonesia.
"Saya bukan orang partai, saya gak suka politik praktis, tetapi saya melihat kemunculan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai angin segar di dunia perpartaian Indonesia," paparnya.
"Saya merasa partai tersebut (PSI) adalah partai yang berani mendobrak semua itu. Di kala orang nggak mau ngomongin, di kala orang mau aman-aman aja biar banyak yang pilih, biar kelihatannya baik-baik, berada di tengah-tengah," sambung cicit pahlawan nasional Otto Iskandardinata tersebut.[]