
AKURAT.CO, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAy) Adipati Paku Alam X mengungkap rasa bahagianya karena batik Ceplok Mangkara Latar Kawung bisa sampai ke tangan Paus Fransiskus. Tak hanya diterima, batik tulis hasil karyanya itu bahkan dikenakan oleh pemimpin tertinggi umat Katolik itu.
Rasa bahagia diungkap GKBRAy Paku Alam X saat menerima kunjungan delegasi Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI). Diketahui, batik tulis Ceplok Mangkara Latar Kawung menjadi salah satu cinderamata yang diserahkan delegasi PWKI kepada Paus dalam audiensi umum di Basilika St Petrus, Vatikan.
"Saya matur nuwun batik saya bisa sampai ke tangan Paus. Itu sungguh luar biasa sekali dan bagian dari sejarah," kata Gusti Putri.
baca juga:
Dia bercerita, suaminya keheranan ketika mengetahui batik tulis Mangkara Latar Kawung bisa diterima dan dikenakan oleh Paus Fransiskus. Permaisuri Kadipaten Pakualaman ini memang tidak memberitahukan sang suami soal batik tulis karyanya dijadikan cenderamata untuk Paus Fransiskus.
"Suami saya heran dan bertanya 'kok bisa sih'. Saya memang tidak bilang ke suami saya. Setelah beritanya viral saya baru menceritakan bagaimana batik tulis saya bisa sampai di tangan Paus Fransiskus," tutur Gusti Putri.
Paus Senang
Delegasi PWKI bertemu dengan GKBRAy Adipati Paku Alam X di Puro Pakualaman, Yogyakarta, Selasa siang, 31 Januari 2023. Delegasi dipimpin Mayong Suryolaksono didampingi Penasihat sekaligus Pendiri PWKI AM Putut Prabantoro beserta tim delegasi PWKI ke Vatikan. Beberapa wartawan PWKI Yogyakarta ikut hadir dalam pertemuan itu.
Kunjungan PWKI ke Puro Pakualaman untuk melaporkan hasil kunjungan PWKI ke Vatikan termasuk diterima oleh Paus Fransiskus pada 16 November 2022. Pertemuan yang diwarnai keceriaan itu dihadiri juga rohaniwan yang pengamat budaya Rm Justinus Sulistiadi Pr.
"Cenderamata batik Ceplok Mangkara sudah kami sampaikan dan kami sematkan di pundak Paus dan beliau senang sekali menerimanya," ujar Mayong Suryoleksono.
Batik tulis Ceplok Mangkara Latar Kawung menjadi salah satu cinderamata yang diserahkan delegasi PWKI ke Vatikan kepada Paus Fransiskus. Selain batik karya GKBRAy Adipati Paku Alam X itu, cenderamata lain yang diserahkan PWKI yakni gunungan wayang dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, lukisan dan patung Maria Bunda Segala Suku dari Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Kardinal Suharyo, serta buku karya Rm Sandro Peccati SX, misionaris Italia yang telah 60 tahun berkarya di Indonesia.

Sosialisasi Astabrata
Pertemuan PWKI dengan GKBRAy Adipati Paku Alam X yang berlangsung siang menjelang sore itu berlangsung dalam suasana sangat cair dan hangat. Bahkan tim delegasi sangat menikmati cerita menakjubkan tentang batik dan budaya Jawa. GKBRAy Paku Alam yang merupakan putri asli Semarang ini juga menunjukkan berbagai koleksi batik tulisnya kepada delegasi PWKI sambil menceritakan proses pembuatan beserta makna filosofisnya.
Ia menjelaskan bahwa batik-batik yang diciptakannya merupakan terjemahan dari naskah-naskah kuno yang ada di Puro Paku Alam yang utama adalah tentang ajaran kepemimpinan Astabrata.
"Astabrata itu adalah ajaran kepemimpinan dari Paku Alam II, sudah ada sekitar 200 tahun lalu. Menurut saya ini ajaran yang bagus sekali untuk para pemimpin di masa sekarang," tutur GKBRAy Adipati Paku Alam X.
"Oleh karena itu saya mensosialisasikan Astabrata melalui media batik. Kami semua membaca wasiat dari naskah aslinya dan kemudian menuangkan dalam bentuk gagasan dan diaplikasi dalam media batik. Setidaknya ajaran-ajaran luhur tentang kepemimpinan tidak akan hilang dan ini menjadi koleksi yang tidak ternilai," tutur dia.

Menurut Gusti Putri, banyak orang yang belum tahu tentang ajaran kepemimpinan Astabrata yang berasal dari 8 Dewa Lokapala (Penjaga Dunia).
"Kalau saya cerita (soal Lokapala) bisa satu semester ini," ucapnya tersenyum. "Untuk membantu menterjemahkan naskah-naskah kuno itu, saya dibantu dua tim besar yaitu tim kajian di perpustakaan dan tim pembatik," ujar Gusti Putri yang mulai membatik sejak jadi menantu Sri Paduka Paku Alam IX.
"Sebentar lagi saya mantu anak ketiga. Sudah saya siapkan juga batiknya," sambung President of Traditional Textile Arts Society of South-East Asia (TTASEA) ini.
Keunikan batik Gusti Putri
Dikenal konsisten dan gigih melestarikan batik dan wastra Nusantara lainnya dengan selalu mengenakan kain batik dan berkebaya saat tampil di depan publik, GKBRAy Paku Alam X terus membatik karena batik memiliki nilai ekonomi tinggi.
Ia bercerita betapa mahal harga batik tulis kreasinya karena dibuat secara personal dalam proses yang panjang dan sangat detail. Pengerjaan untuk satu motif batik dapat memakan waktu enam bulan.
"Apalagi batik saya bolak-balik persis, sampai ke titik-titiknya," ungkap Gusti Putri yang menerima delegasi PWKI didampingi Mbak Anggie, asisten pribadinya.
Menurut Gusti Putri mahalnya batik tulis karyanya karena hanya tercipta sekali.
"Kalaupun dibuat tiruannya, sentuhan garis dan warnanya pasti berbeda," ujar Gusti Putri yang mulai melahirkan motif batik terinspirasi naskah kuno Pakualaman sejak 2009 ini.
Bagi suatu bangsa kehilangan kain tradisional itu sama seperti kehilangan satu tradisi. Karena itulah GKBRAy Paku Alam gigih dan konsisten mencintai batik. Selain membatik untuk “Kolekdol” (koleksi dan dol --dijual), ia juga berusaha mengangkat batik-batik yang hampir punah. Salah satunya batik Pandan Laut.
"Karena yang menganyam adalah simbah-simbah yang sudah tua di Bantul," terangnya.

Bantu pengrajin pandan
Melihat kondisi tersebut, Gusti Putri berupaya agar para simbah pengrajin pandan laut bisa naik kelas, salah satunya dengan membuat harga jual harus Rp 50 ribu.
"Para simbah ini sangat ngenes sekali, tiga hari atau lima hari menganyam pandan laut hasilnya hanya Rp 20 ribu. Makanya saya berupaya harga jualnya minimal harus Rp 50 ribu dan saya berjuang untuk itu," ujar orang nomor satu di Puro Pakualaman itu.
Sebagai upaya lain, Gusti Putri juga menggelar lomba untuk melukis di atas tas pandan.
"Saya akan adakan lomba itu di ajang ICRAFT tahun ini. Nanti hasilnya dijual atau dilelang," katanya seraya menambahkan bahwa itu merupakan salah satu upaya membuat UMKM naik kelas.[]