Mematikan, Jangan Sembarang Minum Antibiotik!

dr. Hari Paraton, Sp.OG (K), | AKURAT. CO/ Winnie Fatmawati
AKURAT.CO, Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2019 mengeluarkan 10 ancaman kesehatan global. Didalamnya, ada resistensi antibiotik.
Resistensi antibiotik diperkirakan mengakibatkan 700 ribu kematian di seluruh dunia. Jika tidak ada tindakan yang diambil, resistensi antibiotik diperkirakan akan terus meningkat.
Perihal permasalahan tersebut, dr. Hari Paraton, Sp.OG (K) dari Komite Pengendalian Antimikroba, mengatakan, jangan pernah pakai antibiotik jika tidak ada indikasinya, alias tidak boleh sembarangan.
baca juga:
"Antibiotik dirancang untuk membunuh bakteri, mikroba. Itu ada kuman, bakteri, jamur, virus, parasait. Empat ini penyebab sakit, tapi hanya bakteri saja yang bisa diobati antibiotik," katanya kepada AkuratHealth, di RSUI, Depok, Kamis, (21/11).
Parasit misalnya bisa menyebabkan cacingan, jamur membuat panuan sampai virus flu hingga sakit mata, Dokter Hari tak menyarankan antibiotik untuk menyembuhkannya.
Sayang, masih banyak pasien diberikan antibiotik atau membeli sendiri di toko obat. Padahal sekali lagi, hanya bakteri saja yang bisa diobati dengan antibiotik.
"Seperti radang paru, TBC, tipes, usus buntu itu bisa pakai antibiotik. Diluar infeksi bakteri, tidak perlu pakai antibiotik. Walaupun demam berdarah meskipun sampai koma, gak perlu dikasih antibiotik karena memang tidak bisa membunuh virus demam berdarah," tegasnya.
Bahayanya, jika antibiotik asal dikonsumsi secara terus menerus, akan semakin banyak bakteri yang masuk ke seluruh tubuh, membelah diri dan semakin banyak dengan cepat.
Ketika masuk ke aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh, organ vital seperti paru, liver, ginjal dan usus bisa rusak.
"Ketika organ gagal, seseorang akan meninggal. Yang men-support hidup kita kan organ. Makanya kita harus memilah mana yang betul-betul harus pakai antibiotik atau tidak. Kalau ke dokter, harus tanyakan, apakah saya butuh antibiotik," tutupnya.[]