Memilih dan Memilah, Kunci Sederhana Kurangi Sampah Plastik

Didi Kaspi kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia (kiri) | Afrizal Abdul Rahman
AKURAT.CO Sampah plastik setiap tahun menjadi pembicaraan hangat di dunia termasuk Indonesia.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari University of Georgia, Indonesia menghasilkan 3,22 juta ton sampah plastik, bahkan tak terkelola dengan baik. Dan sekitar 0,48 - 1,29 ton diduga mencemari lautan.
Dalam hal ini, bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi dibutuhkan kesadaran masing-masing individu agar menjaga lingkungan dengan baik.
baca juga:
Lantas, hal simpel apa yang bisa dilakukan?
"Hal yang paling kecil bisa dilakukan itu dengan memilah. Ketika memilah itu manfaatnya sangat besar, bahkan bisa menjadi rezeki, dan limbah bisa bermanfaat," kata Didi Kaspi kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia kepada AkuratTren dalam acara peluncuran produk sikat gigi dari bambu oleh Pepsodent, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu, (13/11).
Menurut Didi, sampah plastik salah satu yang sulit terurai. Bahkan, sedotan plastik memiliki umur yang panjang yakni hinga 350 tahun.
Dalam hal ini, Didi menyarankan agar lebih bijak memilih plastik yang ingin digunakan. Sebab, ada beberapa produk yang sudah bisa mendaur ulang sampah tersebut.
"Sederhana di rumah itu bisa memilih sampah kering dan basah. Manfaatnya sampah basah bisa dijadikan kompos untuk tanaman, yang memang memiliki nilai harga jual," lanjutnya.
Ketika tak dimulai dari diri sendiri, tentu sampah tersebut akan berbahaya bagi kesehatan masyarakat luas hingga lingkungan.