Soal Rahasia Rezeki, ini Nasihat dari Imam Al-Ghazali

Nasihat Imam Ghazali Soal Rezeki | usnews.com
AKURAT.CO, Sebagai umat yang beriman, tentu kita sepakat jika persoalan rezeki sudah diatur Tuhan. Meski demikian, usaha dan doa mutlak dilakukan jika kita menginginkan rezeki yang melimpah. Sebab, menjadi kaya tidak cukup dengan hanya berpangku tangan.
Banyak orang yang menyangka jika rezeki yang didapatkan semata-mata hasil dari kerja kerasnya. Padahal tanpa pemberian Allah, segala kerja keras manusia untuk penghidupan hanyalah sia-sia belaka.
Allah sudah menegaskan dalam Alquran, jika rezeki manusia sudah diatur oleh-Nya. Jadi, tugas manusia hanyalah berusaha dan berdoa. Adapun urusan hasil dipasrahkan kepada Allah Zat yang Maha Kaya.
baca juga:
Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Quran surah Adz-Dzariyat ayat 58.

Serta Alquran surah Hud ayat 6.

Lebih jauh soal dijaminnya rezeki manusia oleh Allah, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi'i, atau yang dikenal dengan Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam kitabnya, Minhajul 'Abidin.
Dalam Minhajul 'Abidin, Imam Al-Ghazali mengatakan,"Hendaklah engkau tahu bahwa rezeki manusia itu telah dibagikan oleh Allah sebelum kita dilahirkan. Hal ini telah disebut secara jelas dalam Alquran dan hadis Rasulullah,"
Imam Ghazali menjelaskan jika jaminan rezeki manusia oleh Allah sudah pasti. Sebab, hal tersebut tercantum dalam Alquran dan hadis, yang mana kedua sumber hukum Islam itu tidak mungkin berisi sesuatu yang tidak benar.
Lebih jauh Imam Al-Ghazali mengatakan,"Engkau pun tahu, bahwa apa yang dibagikan-Nya tidak dapat diganti dan diubah. Jika engkau berharap agar diubah, maka berarti engkau mendekati kekufuran. Semoga Allah Ta'ala melindungi kita dari pikiran tersebut,"
Ungkapan Imam Al-Ghazali tersebut menegaskan jika rezeki manusia yang sudah diatur oleh Allah, tidak mungkin tertukar. Artinya, manusia tidak perlu merasa khawatir berlebihan akan persoalan rezeki. Terlebih jika sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, seperti korupsi, mencuri, dan tindakan terlarang lainnya yang diharamkan dalam agama.
Jika manusia beriman akan firman Allah, maka sudah sepatutnya ia selalu berusaha, berdoa, dan menerima segala pemberian Allah. Sebab, semakin rakus dengan harta sehingga melakukan hal-hal yang diharamkan agama, maka semakin merasa kekurangan kehidupan orang tersebut.
Dalam Minhajul 'Abidin Imam Al-Ghazali menukil hadis Rasulullah yang berbunyi,"Sudah tertulis di punggung ikan dan banteng tentang rezeki si fulan. Maka orang yang tamak (serakah akan harta) tidak akan mendapatkan tambahan selain kepayahan,"[]