Studi: Tingkat Efikasi Vaksin Covid-19 Dipengaruhi Oleh Kesehatan Mental Seseorang

Dalam foto ini, seorang pekerja kesehatan Israel tengah menyiapkan vaksin COVID-19 di pusat vaksinasi di Rehovot | YOSSI ALONI/FLASH90
AKURAT.CO Sejak masa pandemi Covid-19 yang tidak pasti ini, banyak dari kita yang mengalami gangguan kesehatan mental. Dalam penelitian terbaru diungkapkan bahwa stress dan depresi berpotensi bisa menurunkan efikasi vaksin Covid-19.
Hingga kini, terdapat berbagai vaksin yang sedang berlangsung diluncurkan mulai dari vaksin diproduksi Pfizer, BioNTech hingga Moderna. Melansir dari laman Times Of India vaksin merupakan salah satu kemajuan yang paling efektif dan aman dalam sejarah dunia kesehatan untuk melindungi masyarakat dari berbagai penyakit yang termasuk cacar dan polio.
Kunci keberhasilan vaksin ini dengan memastikan bahwa persentase kritis dari populasi divaksinasi secara efektif guna mencapai apa yang disebut kekebalan kelompok.
baca juga:
Namun, dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Perspectives on Psychological Science menunjukkan stress maupun depresi dapat menurunkan kekebalan tubuh dan mungkin berlaku untuk vaksin COVID-19 baru yang sedang dalam pengembangan dan tahap awal distribusi global.
Hingga kini pengujian yang ketat telah berlangsung dan menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 yang disetujui untuk didistribusikan di Amerika Serikat sangat efektif dalam menghasilkan respons imun yang kuat. Meskipun tidak semua orang akan segera mendapatkan manfaat dari vaksin ini.
Apalagi faktor lingkungan, genetika dan kesehatan fisik maupun mental seseorang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga memperlambat respons terhadap vaksin.
Hal ini dianggap sebagai faktor yang sama yang di mana pada vaksin-vaksin sebelumnya juga telah terbukti dapat melemahkan efikasi vaksin, terutama di kalangan lansia.
"Selain dampak fisik COVID-19, pandemi memiliki komponen kesehatan mental yang sama-sama mengganggu, menyebabkan kecemasan dan depresi. Stres emosional seperti ini dapat mempengaruhi sistem kekebalan seseorang," ucap Annelise Madison, seorang peneliti di The Ohio State University.
Lanjut Annelise bahwa studi terbaru ini juga menyoroti efikasi vaksin serta bagaimana perilaku kesehatan dan stres dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Apalagi masalahnya utama yakni pada pandemi itu sendiri sehingga dapat memperkuat faktor risiko ini.