Cegah Gejala Lebih Parah, Berikut Syarat dan Cara Kerja Terapi Plasma Konvalesen

Berdasarkan analisis awal NERVTAG, mutasi baru virus corona lebih mudah menular, tetapi tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih mematikan | Metro UK
AKURAT.CO Terapi plasma konvalesen disebut sebagai salah satu jenis pengobatan untuk pasien positif Covid-19. Terapi yang menggunakan plasma darah dari antibodi orang-orang yang telah sembuh dari Covid-19, kemudian diberikan kepada orang lain yang sedang menghadapi infeksi virus corona.
Plasma darah sendiri terdapat komponen berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi sel-sel darah dan didalamnya mengandung protein fibrinogen. Tugas plasma darah ini tidak kalah penting dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit.
Mengutip dari laman Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Direktur Lembaga Molekuler Eijkman Prof. Amin Soebandrio mengatakan, pengambilan plasma ini dilakukan pada pendonor yang sehat dan berjenis kelamin laki-laki meskipun perempuan juga berpeluang. Alasan pemilihan jenis kelamin laki-laki karena tidak memiliki antigen HLA. Bagi perempuan diperuntukkan bagi mereka yang belum hamil dan negatif Covid-19.
baca juga:
"Kita mesti memastikan kondisi kesehatan yang lainnya, laboratorium harus baik, hasil covid-19 yang negatif, dan persyaratan donor darah harus terpenuhi. Misalnya dia tidak boleh mengandung malaria, virus HIV, hepatitis dan sebagainya. Itu harus negative,” katanya beberapa waktu lalu.
Sebelum mendonorkan plasmanya, mereka juga harus memenuhi persyaratan lainnya seperti administrasi yang mencakup surat kesediaan. Terapi ini dilakukan tetap memperhatikan tiga komponen, seperti pendonor yang sehat, produk yang baik, dan penerima plasma. Produk ini mencakup pada kadar antibodi yang dimiliki mencukupi.
“Kemudian yang ketiga penerimanya harus tidak boleh ada ketidakcocokan golongan darah walaupun lebih ringan dari persyaratan golongan darah karena ini hanya plasma ya,” lanjutnya.
Terapi plasma konvalesen pada Covid-19 hingga kini hanya boleh digunakan untuk kondisi kedaruratan dan dalam penelitian. Manfaat terapi ini masih kontroversial karena masih belum cukup bukti yang menunjukkan efektifitasnya. Uji klinis acak dengan grup pembanding (randomized controlled trial) ini adalah bagian penting untuk menjawab kontroversi ini.
Saat ini, Indonesia tengah menyiapkan bank donor plasma konvalesen bagi terapi pasien covid-19 yang membutuhkan. Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito, hal ini sebagai bentuk semangat gotong royong dalam penanganan pandemi Covid-19, yang mana masyarakat dapat berperan meningkatkan angka kesembuhan melalui terapi plasma konvalesen.
"Hal ini juga termasuk pada meningkatkan kualitas pelayanan dan penanganan pasien Covid-19, utamanya pada kasus gejala berat dan kritis," ungkapnya disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.