Prodia dan Good Doctor Permudah Akses Layanan Kesehatan Melalui Telemedis

Acara virtual media gathering virtual yang dilakukan antara Good Doctor dan Prodia pada Kamis (26/11) | ISTIMEWA
AKURAT.CO PT Prodia Widyahusada Tbk bekerja sama dengan Good Doctor Technology Indonesia (Good Doctor) menyediakan pemeriksaan kesehatan yang dapat dipesan melalui layanan telemedis Good Doctor. Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk memberikan kemudahan bagi jutaan masyarakat di seluruh Indonesia dalam menjangkau layanan kesehatan khususnya pemeriksaan laboratorium Prodia melalui aplikasi Good Doctor di dalam GrabHealth.
Pada acara virtual media gathering virtual yang dilakukan antara Good Doctor dan Prodia pada Kamis (26/11), Danu Wicaksana, Managing Director Good Doctor Technology Indonesia menuturkan, sangat senang dapat bekerja sama dengan Prodia selaku pemimpin pasar di sektor laboratorium klinis di Indonesia, yang memiliki jaringan layanan luas di 127 kota, 34 provinsi.
"Kerja sama strategis ini telah kami mulai sejak bulan September 2020 lalu dan kami yakini mendukung visi bersama Good Doctor dan Prodia untuk meningkatkan jangkauan akses layanan kesehatan digital yang praktis, aman dan terpercaya, kepada lebih banyak masyarakat di seluruh Indonesia terutama di masa pandemi COVID-19. Prodia menjadi mitra strategis yang tepat bagi Good Doctor karena layanan kami telah diakses jutaan pengguna di Indonesia dan dengan kehadiran Prodia di seluruh pelosok Indonesia, maka bersama kami dapat melayani dan memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dengan cepat dan praktis. Ke depannya, kami akan terus mengembangkan kerja sama dengan para pihak dalam ekosistem kesehatan Indonesia, baik itu rumah sakit, klinik, asuransi kesehatan, apotek, maupun laboratorium kesehatan, agar kami dapat terus berkontribusi meningkatkan akses maupun kualitas layanan kesehatan di Tanah Air," jelasnya.
baca juga:
Di kesempatan yang sama, Direktur Bisnis dan Marketing Prodia Indriyanti Rafi Sukmawati mengatakan, kolaborasi antara Prodia dan Good Doctor ini sejalan dengan komitmen Prodia untuk mengedepankan penggunaan teknologi dalam menciptakan transformasi digital pada bidang layanan kesehatan.
"Kerja sama ini menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat terhadap layanan pemeriksaan kesehatan yang berkualitas, terutama pada masa pandemi COVID-19. Dengan adanya kolaborasi antara Prodia dan Good Doctor ini, kami berharap masyarakat dapat memanfaatkan paket pemeriksaan kesehatan Prodia yang disediakan Good Doctor di dalam GrabHealth guna memantau kesehatan tubuh secara berkala," paparnya.
Paket pemeriksaan kesehatan Prodia yang tersedia pada aplikasi Good Doctor terdiri dari 9 (sembilan) paket pemeriksaan laboratorium yang paling banyak dibutuhkan masyarakat, yakni paket pemeriksaan darah lengkap, fungsi liver, fungsi ginjal, fungsi gula, fungsi kolesterol, demam tifoid, demam dengue 1, demam dengue 2 dan vitamin D.
Dalam sesi talkshow dengan tema “Siasati Kolesterol di Masa Pandemi: Cek Kesehatan Berkala, Pantau Ketat Kesehatan Kita”, Dr. dr. Samuel Oetoro, MS., SpGK, Spesialis Gizi Klinik Konsultan Obesitas & Metabolisme menjelaskan bahwa selama hampir 10 bulan menjalani beragam kegiatan dari rumah untuk meminimalisasi terpaparnya virus Corona, terdapat hal lain yang perlu diwaspadai, yakni meningkatnya kadar kolesterol akibat kurang melakukan aktivitas fisik dan tidak memerhatikan pola makan.
“Pemeriksaan berkala komponen lemak darah atau profil lipid penting dilakukan berkala untuk mendeteksi peningkatan kadar kolesterol yang bisa saja tidak disertai gejala. Pemeriksaan berkala ini penting karena peningkatan kolesterol erat hubungannya dengan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti serangan jantung koroner dan strok,” ujar dr. Samuel Oetoro.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, disebutkan bahwa 35 persen penduduk Indonesia memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari batas normal. Kondisi ini juga diperburuk dengan prevalensi kolesterol HDL yang rendah (BMC Public Healthy, 2019). Lebih lanjut, Imperial College London memaparkan bahwa Asia termasuk Indonesia, merupakan wilayah dengan penderita kolesterol terburuk. Penelitian ini menggunakan analisis data dari 102,6 juta orang dewasa dari 200 negara berbeda sejak 1980-2018. Kelebihan kolesterol ini diketahui berperan dalam 3,9 juta kasus kematian di seluruh dunia yang setengahnya terjadi hanya di wilayah Asia.