Rakornas Pariwisata dan Ekraf Digelar di Nusa Dua

Rakornas Pariwisata dan Ekraf di Nusa Dua, Bali | Dok. Kemenparekraf
AKURAT.CO, Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020 digelar Kemenparekraf, membahas amplifikasi kebijakan, program, serta langkah reaktivasi dan pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak akibat pandemi COVID-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, saat membuka kegiatan Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kamis, (26/11) di Westin Resort, Nusa Dua, Bali, mengatakan, pandemi COVID-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap kepariwisataan nasional. Sehingga diperlukan langkah-langkah strategis dan penyesuaian dalam mempercepat pemulihan.
"Itulah sebabnya, Kemenparekraf fokus melaksanakan program Sertifikasi CHSE gratis bagi sektor pariwisata di 34 provinsi, sebagai standarisasi baru untuk meningkatkan kualitas pariwisata Indonesia," kata Wishnutama Kusubandio.
baca juga:
Turut hadir dalam kegiatan Rakornas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020 yang digelar secara hybrid, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN, Erick Thohir, Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, Kakorsabhara Baharkam Polri, Irjen Pol Wahyudi Hidayat, Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria br. Simanungkalit, Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, dan sejumlah pemimpin daerah.
Wishnutama mengatakan, kondisi pandemi dinilai menjadi momentum yang tepat untuk membuat pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi lebih baik dengan melakukan restrategi. Di sisi lain, mengubah pola pikir pariwisata dari quantity tourism ke quality tourism.
Konsekuensi dari perubahan itu sangat banyak sehingga dibutuhkan kesamaan visi, sinergi semua stakeholders pariwisata ekonomi kreatif, kerja keras, dan pemahaman yang komprehensif. Diantaranya dalam membangun konektivitas yang dapat memudahkan akses ke setiap destinasi serta membangun infrastruktur yang berkualitas dan berjangka panjang untuk menunjang ekonomi kreatif, juga menyediakan pengalaman yang unik di setiap destinasi.
"Salah satu syarat dasar dalam membangun ‘quality tourism’, yaitu infrastruktur, tapi tidak berhenti di infrastruktur saja, namun konektivitas, aviasi juga pemasaran," kata Wishnutama.
Selain itu, daya tarik parwisata juga perlu diperhatikan. Untuk menciptakan keunikan di sebuah destinasi artinya budaya harus dipertahankan, diperkuat, sehingga wisatawan yang datang harus bisa merasakan budaya yang beragam.
Kemudian yang tidak kalah penting adalah menggunakan kemajuan teknologi big data untuk mempelajari tren dan behaviour wisatawan sehingga dapat menyesuaikan strategi, daya tarik, dan pemasaran.