Jaga Jarak Mampu Turunkan Risiko Penularan COVID-19 Hingga 85%
Wabah Corona

Masyarakat saat mengantre takjil dengan menjaga jarak di kawasan Jalan Cempaka Putih Raya, Jakarta, Sabtu (16/5/2020). Setiap hari selama Ramadan, masyarakat sekitar membagikan 350 takjil kepada warga kurang mampu dan terdampak COVID-19. | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr. Reisa Broto Asmoro mengungkapkan bahwa protokol menjaga jarak fisik dengan orang lain atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan COVID-19 yang signifikan.
Hal itu dijelaskan dr. Reisa berdasarkan hasil penelitian yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Lancet. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.
"Ini merupakan langkah pencegahan terbaik bisa menurunkan risiko sampai dengan 85 persen," ungkap dr. Reisa dalam konferensi pers informasi dan pesan-pesan mengenai pengendalian COVID-19 di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Rabu (10/6).
baca juga:
Menurutnya, protokol menjaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan. Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.
Sebagaimana yang diketahui bahwa virus SARS-CoV-2 menular atau ditularkan melalui droplet atau percikan air liur. Maka dalam hal ini dr. Reisa juga menyarankan agar masyarakat wajib menggunakan masker saat harus keluar rumah, terutama apabila menggunakan layanan transportasi publik.
Selanjutnya apabila terpaksa menggunakan transportasi umum, dr. Reisa juga mengimbau masyarakat agar menghindari memegang gagang pintu, tombol lift, pegangan tangga, atau barang-barang yang disentuh oleh orang banyak.
Jika terpaksa, maka harus segera langsung mencuci tangan. Apabila tidak memungkinkan, menggunakan air dan sabun, maka dapat menggunakan hand rub dengan kadar alkohol minimal 70 persen.
Kemudian, dr. Reisa juga mengingatkan agar masyarakat tidak meletakkan barang-barang bawaan atau tas di kursi atau lantai transportasi umum. Selain itu, mengonsumsi makanan atau minuman di transportasi umum juga sebaiknya juga tidak dilakukan karena cukup berisiko.
"Hindari menggunakan telepon genggam di tempat umum, terutama apabila berdesakan dengan orang lain, sehingga tidak bisa menjaga jarak aman. Hindari makan dan minum, ketika berada di dalam transportasi umum. Hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi, apalagi kalau menggunakan tangan yang tidak bersih," pungkas dr. Reisa.