Di Tengah Pandemi, Kemenkop UKM Fokus Kembangkan 7 Sektor Prioritas
Pelatihan UMKM

Asisten Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Nasrun dalam webinar bertema Strategi Bisnis UMKM Tetap Berjaya di Era New Normal di Akurat.co di Jakarta, Senin (20/7/2020). | AKURAT.CO/Andi Syafriadi
AKURAT.CO Asisten Deputi bidang pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Nasrun menegaskan di tengah pandemi COVID-19 di Indonesia pihaknya akan mendorong pengembangan tujuh sektor prioritas penggerak ekonomi Indonesia, diantaranya adalah Pariwisata, Home Decor, Kuliner, Pertanian/Perkebunan, Perikanan, Fashion hingga kepada industri dan jasa.

"Melalui sektor Pariwisata, kami sedang berupaya menumbuhkan kembali para UMKM yang bergerak dibidang homestay, handicraft hingga kepada pusat oleh-oleh akibat dampak COVID-19. Hal melalui tersebut kami upayakan pelatihan dan pendampingan yang tentu saja sesuai dengan protokol COVID-19," ucapnya pada saat Pelatihan UMKM secara daring yang diselenggarakan Akurat.co, bertajuk S"Bisnis UMKM Tetap Berjaya di Era New Normal", di Jakarta, Senin (20/7/2020).
Kemudian untuk pelatihan sektor home decor, pihaknya akan menyasar kepada berbagai produksi barang seni, furnitur serta kepada hiasan manik-manik. Hal tersebut juga berlaku kepada sektor fashion, dirinya mengakui akan lebih berfokus kepada pengembangan produk busana muslim, baju batik hingga kepada baju tradisional.
baca juga:
Kemudian ada sektor pertanian dan perkebunan, beberapa waktu lalu Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berhasil teken kerja sama dengan berbagai platform seperti halnya Sayurbox dan Tanihub.
"Hal ini kami lakukan agar para pelaku usaha yang bergerak dibidang pertanian dan perkebunan dapat memiliki akses pemasaran baik skala nasional maupun internasional. Kami juga sudah mengadakan berbagai pelatihan bagaimana caranya mengembangkan sistem bisnis baik dari hulu/hilir, kemudia standarisasi pengolahannya serta mutu, dan juga produk olahan, kemudian packagingnya bagaimana, itu akan kami berikan," tuturnya.
Sebagai informasi, beberapa waktu lalu Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan sebanyak 10 juta pelaku usaha di sektor UMKM dapat terhubung dalam ekosistem digital. Dimana saat ini, jumlah pelaku UMKM yang sudah masuk dalam jaringan daring baru sebanyak 8 juta atau setara 13 persen dari total keseluruhan UMKM di Indonesia.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan dari 8 juta pelaku UMKM hanya sebagian kecil yang bergerak di sektor pangan dan yang sudah terhubung ke dalam ekosistem digital, sangat rendah. Karenanya, Kemenkop menggandeng delapan startup digital yang bergerak di sektor pangan untuk membantu pelaku UMKM terhubung ke ekosistem digital. Tujuannya agar meminimalisir krisis pangan seperti yang diprediksi FAO.
Ketujuh startup yang diajak kerjasama yaitu Tanihub, Aruna, Hara, Alami, Modal Rakyat, Sayur Box dan Ekosis. Diharapkan dengan cara ini bisa mempercepat sistem dan rantai pasok pelaku UMKM nasional yang memiliki usaha di sektor pertanian, perkebunan atau perikanan.
"Dengan aplikasi digitalnya akan menjadi agregator dari produk petani yang berlahan sempit dan nelayan kecil. Mereka akan agregasi semua itu sehingga bisa masuk dalam skala bisnis dan mereka bangun rantai perdagangan yang lebih baik," pungkasnya.[]