
AKURAT.CO Awan Lenticular besar menyerupai UFO mengejutkan warga kota Bursa,Turki pada Kamis (19/1/2023). Awan tersebut muncul saat matahari terbit dan menampilkan lubang besar di tengahnya selama kurang lebih 1 jam.
Di Indonesia, awan Lenticular juga sering muncul, terutama di area pegunungan. Banyak yang menyebutnya sebagai gunung bertopi awan.
Walaupun terlihat unik nan indah, namun ternyata awan tersebut berbahaya bagi penerbangan pesawat. Lantas, apakah Awan Lenticular dan bagaimana proses terbentuknya?
baca juga:
Awan Lenticular
Awan Lenticular atau Altocumulus lenticularis merupakan awan gelombang orografik yang berbentuk layaknya cawan, terbentuk karena fluktuasi angin yang kencang dan menandakan adanya turbulensi yang bergerak ke arah bawah. Fenomena ini biasanya muncul atau terbentuk di daerah pegunungan, gunung maupun perbukitan yang berlawanan dengan arah angin dan jarang sekali muncul di daratan.
Awan Lenticular dianggap hal yang luar biasa oleh sebagian orang. Namun menurut para peneliti, fenomena alam ini adalah hal biasa dan sudah wajar. Banyak orang yang menyebutnya sebagai awan mirip UFO, awan orografis, awan lensa, awan jamur, awan topi, awan gelombang berdiri, kapal awan, clouds of heaven, bahkan lennies.
Pada umumnya awan ini terbentuk di lapisan troposfer pada ketinggian 6.500-16.500 meter dan berlangsung hingga beberapa jam dan akan menghilang dengan sendirinya secara bertahap.
Proses Terbentuknya Awan Lenticular
Awalnya Awan Lenticular terbentuk dari pusaran udara yang saling bertabrakan karena ada penghalang, tingkat kelembapan, suhu tertentu. Hal itulah yang menyebabkan awan ini lebih sering muncul di pegunungan daripada dataran rendah. Ketika berembus di permukaan bumi, udara akan menemui penghalan seperti gunung, bukit, lembah, bangunan dan jembatan. Penghalang tersebut dapat mengganggu laju udara dan akhirnya membentuk pusaran.
Kekuatan pusarannya tergantung dengan ukuran benda dan kecepatan angin pada saat terjadinya. Angin akan terus berputar dan membentuk kumpulan gerakan. Proses ini tidak lantas membentuk awan jika suhunya tidak mendukung. Udara lembap yang berembus di puncak gunung dapat membentuk gelombang besar di sisi yang berlawanan arah. Jika suhunya rendah, maka uap air di udara akan mengembun. Kolaborasi gerakan udara dan titik embun tersebut membentuknya awan ini.
Jenis Awan Lenticular
Awan Lenticular terdiri dari tiga jenis, disesuaikan dengan ketinggian saat awan terbentuk dan muncul. Jenis Awan Lenticular yaitu:
- Stratocumulus Standing Lenticular (SCSL) merupakan jenis terendah yang jarang muncul, bisa terbentuk jika kecepatan angin berfluktuasi.
- Altocumulus Standing Lenticular (ACSL), jika muncul di ketinggian antara dua jenis lainnya.
- Cirrocumulus Standing Lenticular (CCSL), biasanya terjadi di lapisan tertinggi, sekitar 20 ribu hingga 40 ribu kaki atau mulai 6.100-12.200 meter di atas permukaan bumi.
Bahaya Awan Lenticular
Awan ini memang unik dan langka dengan bentuknya menyerupai piring bertumpuk bahkan dapat menyerupai UFO, kalian bisa saja mengabadikan momen tersebut dan menikmatinya. Kemunculan awan tersebut juga bukan pertanda akan terjadinya bencana.
Namun tidak berlaku untuk para pilot atau dunia penerbangan. Awan Lenticular termasuk jenis awan yang dihindari karena dapat menimbulkan angin kencang di dalam pusaran maupun di sekitarnya. Jika mendekatinya dapat menyebabkan turbulensi parah atau guncangan hebat di udara. Efek tersebut juga bisa terjadi bahkan saat awan belum sepenuhnya terbentuk alias masih berupa gerakan angin.
Itulah pengertian mengenai awan lenticular, proses terbentuknya serta dampak yang disebabkan oleh awan tersebut. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kamu.