Mentan Amran Ingin Sistem Pertanian Indonesia Modern dan Berkelas Dunia
Hari Tani Nasional

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (12/9/2018). Dalam raker dengan komisi IV ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tidak dihadiri langsung oleh menteri Susi Pudjiastuti dan diwakilkan langsung oleh menteri pertanian yang sama-sama membahas tentang anggaran kementerian tahun 2019, usulan program-program yang didanai DAK dan isu-isu aktual. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO Menteri Pertanian, Amran Sulaiman pada hari tani nasional kemarin, menantang peneliti dan stakeholder yang tergabung dalam Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) untuk semakin berkontribusi lebih banyak lagi untuk pertanian Indonesia.
"Tantangan ke depan, kita harus ikut pertanian 4.0, smart farming yang diimpikan, termasuk pertanian yang berbasis digitalisasi, kita harus jadikan kenyataan," kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman saat Kongres dan Seminar Nasional PERAGI di Kampus Penelitian Cimanggu, Bogor.
Amran menuturkan, bahwa impian pertanian di masa depan adalah pertanian modern dan sejajar dengan negara maju di sektor pertanian. Karena itu, Amran juga meminta PERAGI untuk bisa mengakselerasikan smart farming dan membuat sesuatu yang tidak mampu dipikirkan orang lain.
baca juga:
Amran mencontohkan pertanian di negara lain yang sudah mampu menghasilkan buah dengan bobot yang fantastis.
"Saya tantang PERAGI mampu hasilkan semangka dan labu dengan berat 2 ton. Kalau PERAGI mampu, maka akan menggegerkan dunia," katanya seperti dalam keterangan tertulisnya, Rabu (25/9/2019).
Amran merasa hal tersebut bukanlah hal yang sulit karena dengan teknologi. Apalagi Indonesia sudah berhasil membuat jagung 2 tongkol. Bahkan sekarang tengah ujicoba jagung 4 tongkol yang bisa mencapai produktivitas 20 ton per hektar. Contoh lainnya adalah Belgian Blue yang dengan teknologi transfer embrio, sehingga bisa menghasilkan sapi jenis Belgian Blue di Indonesia.
Transformasi pertanian dari konvensional ke modern juga sudah dilakukan di beberapa tempat. Misalnya, Kementan sudah melakukan sosialisasi drone untuk menanam padi, drone untuk pupuk dan pestisida, ada autonomous traktor juga, begitupula robot untuk tanam padi.
"Ilmu yang dimiliki Indonesia sudah cukup, saatnya mengimplementasikan. Karena yang bisa mengubah negeri adalah teknologi baru. Sehingga kita bisa sejajar (teknologinya) dengan negara maju," kata Amran.
Dengan teknologi, Amran memastikan swasembada di Indonesia bisa terkejar satu persatu. "Dipastikan akan tercapai dan berhasil. Kita bisa tunjukkan pada dunia," tegasnya. []