Hanif Dhakiri: Perempuan Jadi Korban Kakunya Ekosistem Tenaga Kerja

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri | AKURAT. CO/Atikah Umiyani
AKURAT.CO, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menegaskan ekosistem ketenagakerjaan Indonesia masih sangat kaku dan tidak kompetitif. Adapun hal yang paling sederhana, yaitu terkait hari libur yang banyak.
"Urusan hari libur saja kita ini enggak kompetitif, liburnya banyak, libur mulu. Ngomong jam kerja kita enggak kompetitif. Diseluruh negara ASEAN jam kerja 48 jam per minggu, Indonesia berapa? 40 jam. Itu sudah enggak kompetitif," ujarnya dalam acara diskusi IEO 20 Forum yang digelar di Aula Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (23/9/2019).
Oleh karena itu, Hanif mengakui ekosistem tenaga kerja Indonesia yang kaku perlu ditransformasikan agar lebih fleksibel. Menurutnya hal itu untuk memastikan penciptaaan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih berkualitas.
baca juga:
Lebih lanjut ia mengungkapkan, ekosistem tenaga kerja saat ini memaksa perempuan untuk memilih keluarga atau bekerja.
"Karena di Indonesia ini kalau ada ibu-ibu datang mau kerja sama anda, tapi saya bisanya kerja kalau hari Senin sampai Jum'at hanya jam 11 sampai jam 2 siang bisakah saya diterima? ada enggak yang mau nerima kalau ada penawaran seperti itu? dan liat, kenapa enggak bisa? Karena jam kerja kita kaku. Nah ini beberapa contoh saja," tuturnya.
Hanif menambahkan ekosistem tenaga kerja perlu ditransformasi menjadi fleksibel karena 4 dari 10 hambatan investasi ada di tingkat tenaga kerja.
"Nah mau enggak mau kita harus dorong agar tenaga kerja ini lebih fleksibel. Berarti fleksible legal market jadi sesuatu yang enggak bisa ditolak walaupun mungkin kita enggak suka," tandasnya.[]