Susi Pudjiastuti: Impor Garam Akan Jatuhkan Harga Petani!

Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti saat memberikan sambutan dalam diskusi 'Mari Jaga Laut Masa Depan Bangsa' di pameran Deep and Extreme Indonesia 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) Semayan, Jakarta, Sabtu (6/4/2019). Dalam pameran penyelaman, kelautan, dan ekowisata di Indonesia tersebut, Susi Pudjiastuti turut mengajak pengunjung agar lebih peduli terhadap laut. | AKURAT.CO/Endra Prakoso
AKURAT.CO Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengkritisi kebijakan pemerintah soal impor garam. Ia menilai impor garam dapat menekan petani garam yang masih memiliki stok.
"Garam impor tidak boleh lebih dr 1,7 Jt Ton .. kalau lebih harga garam petani kita akan hancur .. lagi ... please !," ucap Susi dikutip dari akun twiternya, Minggu (21/3/2021).
Susi Pudjiastuti mengatakan harga garam petani akan jatuh seperti tahun 2015 hingga 2018, jika pemerintah memaksakan impor 1,7 ton.
baca juga:
" Bila impor garam bisa diatur tidak lebih dari 1,7 juta ton, maka harga garam di petani bisa seperti tahun 2015 sampai dengan awal 2018, bisa mencapai rata-rata di atas Rp1.500 bahkan sempat Rp2.500. Sayang dulu 2018 kewenangan KKP mengatur neraca garam dicabut oleh PP 9," jelasnya.
Susi Pudjiastuti juga memohon Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga partai PDI Perjuangan meminta untuk menyetop ekspor yang dianggap berlebihan ini.
"Dearest Ibu Mega, please stop ekspor berlebihan. Garam tidak boleh lebih dari 1, juta ton dan beras tidak usah impor. Please ibu, you're the one can make it happen," tuturnya.
Seperti diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengungkapkan alasan pemerintah membuka kembali impor garam sebanyak 3 juta ton pada tahun ini.
Hal itu berkaitan dengan kuantitas dan kualitas garam lokal. Ia menjelaskan, pada dasarnya garam impor tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri.
Menurut Mendag, kualitas garam lokal belum sesuai dengan yang dibutuhkan industri.
"Garam itu kualitasnya berbeda. Di mana garam kita yang dikerjakan PT Garam dan petani rakyat ini belum bisa menyamai kualitas garam industri tersebut," ujar Lutfi dalam konferensi pers virtual, Jumat (19/3/2021).[]