Menko Luhut Akui Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia Masih Kalah dengan Vietnam

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, saat bekerja di rumah | Instagram/luhut.pandjaitan
AKURAT.CO Menteri Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwasanya di kawasan Asia Tenggara ekonomi digital masih mampu berkembang hingga mencapai US$105 miliar atau sebesar 5% selama kondisi pandemi Covid-19 ini.
"Sedangkan di Indonesia sendiri, ekonomi digital kita masih dapat berkembang hingga dua digit diatas negara-negara ASEAN lainnya seperti Malaysia dan Singapura. Meskipun begitu kita masih kalah dengan Vietnam sebesar 16%, melihat adanya kemajuan tersebut bagi Indonesia, tentu saja pertumbuhan ini tidak lepas dari investasi yang masuk ke dalam sektor digital Indonesia," ucapnya pada saat webinar bersama media dalam acara Belajar Digital Bareng Bukalapak di Jakarta, Senin (8/3/2021).
Berdasarkan data yang diperoleh oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), lanjutnya, selama tahun 2020 sektor Transportasi, Udang dan Telekomunikasi mencatakan Investasi PMA (Penanaman Modal Asing) sebesar USD 3,6 miliar serta dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebesar 93,2 triliun. Tentu saja investasi besar tersebut juga sumbangkan oleh beberapa startup termasuk Bukalapak dengan kontribusi investasi dalam ekonomi domestik yang sangat besar senilai 31,9% terhadap PDB Indonesia.
baca juga:
"Maka dengan itu investasi di sektor digital tidak hanya akan mendorong kemajuan ekonomi digital, namun juga menjadi salah satu kunci untuk memulihan perekonomian nasional. Seperti yang kita ketahui investasi bukan satu satunya yang penting bagi perkembangan ekonomi digital melainkan hadirnya ekosistem support juga diperlukan supaya pertumbuhan ekonomi, khususnya startup bisa tetap tumbuh," tuturnya.
Kedepannya, lanjut Luhut, Pemerintah akan tetap menjaga hubungan yang baik sekaligus akan terus mendorong berbagai kolaborasi ke berbagai pihak, baik dalam konteks B2B (Business to business) atau B2G (Business to Goverment). Sebab pihaknya memerlukan seluruh kolaborasi yang diperlukan, serta peran aktif pemerintah akan terus didorong demi perkembangan sektor ekonomi digital di dalam negeri.
"Saya berharap kolaborasi yang nantinya akan tercipta antara semua pihak akan menciptakan berbagai multiplier effect (efek beruntun) yang positif sekaligus mampu memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia di era ekonomi digital. Sebab saya yakin setelah kita melalui pandemi nanti transformasi perkonomian ke arah ekonomi digital akan terus berjalan. Dengan demikian, kehadiran UMKM secara daring perlu terus didukung supaya tidak tertinggal di era industri 4.0. Tak hanya itu saja, saya juga berharap dengan adanya kerjasama antara Microsoft dan Bukalapak dapat meningkatkan daya saing pelaku bisnis UMKM nasional," paparnya.
Untuk diketahui, hadirnya pandemi Covid-19 selama satu tahun terakhir ini faktanya telah mengubah tatanan ekonomi, sekaligus perilaku masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Di mana dengan hadirnya pandemi tersebut setiap insan terpaksa harus menjaga jarak, memakai masker serta melakukan banyak kegiatan melalui online yang sebelumnya dilakukan melalui tatap muka.
Meskipun begitu, dengan berubahnya perilaku masyarakat menjadi serba online ternyata mampu membawa keuntungan tersendiri bagi sektor ekonomi digital.[]