Menaker Ida: Kalau BLK Cuma Lahirkan Pengangguran, Tutup Saja!

Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memberikan penjelasan kepada Komisi IX saat menggelar rapat kerja (Raker) di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2020). Raker ini membahas berbagai keterkaitan BPJS Ketenagakerjaan dengan program subsidi pemerintah bagi pekerja yang memiliki upah di bawah Rp5.000.000 serta evaluasi aturan hukum yang memungkinkan BPJS Ketenagakerjaan membantu peserta BPJS Ketenagakerjaan yang terkena dampak pandemi COVID-19 dan yang lainnya. | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengingatkan pengelola Balai Latihan Kerja (BLK), di pusat dan daerah agar dapat menjawab kebutuhan tenaga kerja di dunia usaha dan dunia industri. Hal tersebut disampaiakn Menaker saat mengunjungi BLK Ternate, Maluku Utara Jumat (5/3/2021).
"Jika BLK hanya melahirkan pengangguran baru, maka lebih baik BLK tutup saja, karena tidak ada gunanya," katanya lewat keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu (6/3/2021).
Oleh karena itu, Kemnaker terus mendorong pengelola BLK, terutama BLK milik pemerintah daerah agar pelatihan yang dijalankan sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha (DUDI) setempat, sehingga alumni pelatihan dapat langsung terserap ke pasar kerja.
baca juga:
"Kalau BLK ternyata akan melahirkan pengangguran baru, tidak usah bangun BLK Sofifi di Maluku Utara ini. Tutup saja BLK. Buat apa kalau pelatihan kita lakukan justru malah menambah pengangguran baru," kata Ida.
Menaker Ida mengatakan, Maluku Utara merupakan salah satu daerah yang menjadi harapan bagi pembangunan wilayah Indonesia bagian Timur karena memiliki banyak sumber daya yang harus dikembangkan dan akan menarik investasi baru yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja baru.
"Ayo, kita kolaborasi, baik pemerintah dan swasta untuk siapkan SDM kompeten! SDM Maluku Utara harus menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri. Ini menjawab tantangan pengangguran kita yang semakin tinggi. Kita tidak bisa melakukan kerja biasa-biasa saja. Kita harus bisa menjawab kebutuhan, tantangan, dan dinamika ketenagakerjaan," kata Menaker Ida.
Dalam kesempatan ini, Menaker Ida juga mengajak seluruh pengelola BLK, termasuk BLK Ternate agar melakukan transformasi BLK. Transformasi dilakukan dengan berbagai cara mulai dari reformasi kelembagaan, redesain substansi pelatihan, revolusi SDM, reviltasisasi fasilitas dan sarana prasarana, rebranding BLK, dan relationship.
Selama ini Kemnaker telah menyusun sejumlah kebijakan pelatihan vokasi agar sesuai dengan munculnya peluang usaha dan jenis pekerjaan baru di era pandemi. Di antaranya adalah kebijakan Triple Skilling, yakni skilling, re-skilling, dan up-skilling bagi pekerja. Selain itu, dilakukan juga optimalisasi pemagangan berbasis jabatan; peningkatan soft skills; perubahan kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online (menggunakan metode blended training); serta kolaborasi dengan semua stakeholders, terutama pelaku industri untuk menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Menurut Menaker Ida, sinergi dan kolaborasi antara BLK dan stakeholders, terutama dari dunia usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja sangat penting. Sebab dengan dilakukannya sinergi, maka dapat dipastikan lulusan pelatihan telah sesuai dengan kebutuhan industri dan lebih mudah terserap.