Merger BUMN Perikanan Diharapkan Fokus Bangun Rantai Pasok Dingin

Aktivitas pedagang di Pasar Ikan Modern Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (27/4/2020). Mewabahnya virus corona (COVID-19) berdampak pada sektor ekonomi jual beli di Pasar Ikan Modern Muara Baru, Jakarta Utara. Banyak pedagang yang mengaku mengalami penurunan pendapatan 30-50 persen. Hal tersebut dikarenakan pasokan ikan yang menurun dan berkurangnya pembeli yang datang. Jikalau ada pelanggan, jumlah yang dibeli tidak sebanyak sebelum adanya pandemi corona. Pedagang akhirnya terpaksa menurunkan harga jual 10-30 persen dari harga normal untuk menghabiskan stok barang dagangannya. | AKURAT.CO/Abdul Aziz Prastowo
AKURAT.CO, Menteri BUMN Erick Thohir menginginkan rencana penggabungan (merger) Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Perikanan Nusantara (Perinus) berfokus pada pembangunan rantai pasok dingin atau cold chain.
Erick mengatakan bahwa Kementerian BUMN sedang melihat bagaimana Perinus dan Perindo mau dimergerkan, tetapi kedua BUMN perikanan ini tidak lagi memiliki kapal-kapal.
"Kalau Perinus dan Perindo memiliki kapal maka mereka akhirnya mematikan nelayan. Namun bagaimana Perinus dan Perindo bisa bersinergi antara Kementerian BUMN dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lebih bagus membangun cold chain," ujar Erick dalam Rakernas Hipmi di Jakarta, kemarin, dilansir dari Antara, Sabtu (6/3/2021).
baca juga:
Cold chain adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang bertujuan untuk menjaga suhu agar produk tetap terjaga selama proses pengumpulan, pengolahan, dan distribusi komoditas hingga ke tangan konsumen. Cold chain dalam perikanan dapat digunakan untuk mengoptimalkan suhu dan kualitas kesegaran ikan.
Menurut Erick, tantangan yang dihadapi dalam membangun cold chain sebagai fokus kedua BUMN perikanan tersebut adalah siapa yang akan menjadi penjamin pembelian hasil nelayan atau offtaker.
"Terus terang kita sedang melihat di Perinus dan Perindo, bagaimana kalau membangun infrastruktur cold storage-nya itu mudah, tetapi mencari offtaker-nya (pembeli) yang menjadi tantangan. Memang dalam hal ini offtaker yang menjadi kunci," katanya.
Erick berharap dengan adanya rute penerbanagan Garuda Indonesia dari Manado ke Jepang, kemudian Sumatera Barat ke Republik Rakyat China, maka bukan tidak mungkin kedua BUMN ini bisa mendapat pesanan ikan dan produk makanan laut yang sedang diminati dari luar negeri.
"Jadi nelayan pun tidak hanya mencari ikan, namun dia sudah mengetahui secara spesifik ikan-ikan apa yang akan didapatkan," katanya.
Sebelumnya Pemerintah punya rencana besar untuk mendongkrak bisnis maritim pada sektor perikanan lokal melalui merger dua BUMN perikanan yakni Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Perikanan Nusantara (Perinus) yang akan dilakukan pada semester pertama 2021.