IHSG Dibuka Ceria, Sekitar 233 Saham Tampak Gembira

Ilustrasi - Bursa Efek | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik pada perdagangan Selasa (2/3/21). IHSG naik 0,46% ke 6.367,43. Nilai transaksi menyentuh Rp1,7 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih Rp18 miliar di pasar reguler.
Adapun hingga jelang pukul 10.00 WIB, IHSG berada pada kisaran level 6.359,796. Terdapat sekitar 233 saham menguat, 144 saham melemah dan 195 saham stagnan.
Nilai transaksi sempat menyentuh Rp3,283 triliun dan investor asing melakukan aksi beli Rp26,26 miliar.
baca juga:
Sekadar informasi, secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi break out support rata-rata 5 hari setelah terbentuk pola pulled back upper bollinger bands. IHSG (-0.76%) turun 47.85 poin kelevel 6241.79 terpengaruh aksi jual investor pada bursa saham Asia.
Saham-saham disektor Aneka Industri (-2.46%) dan Property (-1.38%) menjadi penekan IHSG hingga akhir sesi perdagangan. Investor beralih ke saham defensive dimana terlihat UNVR (+3.3%) alami penguatan lebih dari tiga persen.
"Investor domestik masih terlihat optimis pada prospek pemulihan ekonomi Indonesia terlihat meskipun aksi jual cukup mencekam di bursa dunia akibat volatilitas yield yang alami trend naik, IHSG hanya terkoreksi wajar dibawah sepersen," tutur Head Of Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi di Jakarta, Selasa (2/3/2021).
Mayoritas bursa saham Asia ditutup melemah dari Jepang, Tiongkok hingga Korea Selatan. Indeks Nikkei (-3.99%), TOPIX(-3.21%), HANGSENG (-3.64%), CSI300 (-2.43%) dan KOSPI (-2.80%) turun dalam lebih dari dua persen mengiringi pelemahan bursa Wallstreet di AS hari Kamis.
"Kepanikan investor terhadap volatilitas obligasi melonjak ke level tertinggi sejak April 2020 karena adanya lonjakan imbal hasil membuat investor sell of pada aset berisiko," jelasnya.
Bursa Eropa melemah dengan indeks acuan Eurostoxx (-1.33%), FTSE (-2.53%), DAX (-0.67%) dan CAC40 (-1.39%) turun lebih dari sepersen. Di AS indeks acuan DJIA (-1.50%) dan S&P500 (-0.47%) turun. Investor yang semakin khawatir bahwa inflasi akan tumbuh lebih cepat dari ekspektasi akan memicu mundurnya stimulus lanjutan dari kebijakan moneter. Selanjutnya diawal bulan Maret 2021 Investor akan menanti data indeks kinerja sektor manufaktur PMI dan tingkat inflasi sebagai indikator pemulihan ekonomi.