Harap Tenang! Sri Mulyani Sebut Utang RI Masih Lebih Baik Dibandingkan Negara Lain

Menteri Keuangan Sri Mulyani membacakan pandangan pemerintah dalam rapat paripurna ke-6 masa persidangan 2020-2021 di Kompleks Parlemen MPR/DPR-DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (29/9/2020). | AKURAT.CO/Sopian
AKURAT.CO Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi utang Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain.
Bahkan, Menkeu mencatat kenaikan utang publik di negara-negara maju berkisar 20 persen atau lebih sepanjang tahun lalu. Sementara itu, Indonesia hanya mencatat kenaikan di kisaran 8 persen sepanjang tahun 2020.
“Kenaikan utang publik dan pemerintah akibat countercyclical. Selama setahun utang kita meningkat 8 persen,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Jakarta, Selasa (23/2/2021).
baca juga:
Menkeu merinci kenaikan utang Amerika Serikat menngkat 22,5 persen, sedangkan Jepang meningkat 28 persen.
“Mereka gunakan fiscal policy luar biasa dan sangat kuat. Namun lihat hasilnya, kontraksi ekonomi masih sangat dalam, mungkin kecuali AS yang kontraksi minus 3,5 persen,” lanjutnya.
Meski kebijakan fiskal yang dilakukan negara-negara tersebut sangat kuat, Sri Mulyani mengungkapkan konstruksi ekonomi negara-negara tersebut cukup besar. Hanya saja, kecuali AS yang terkontraksi hanya 3,5 persen.
Selain itu, pasar utang Indonesia memang belum sedalam negara maju. Hal ini karena Indonesia masuk sebagai negara berkembang yang harus menjaga defisit fiskalnya.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan yang dikumpulkan dari IMF, utang publik AS naik sebesar 22,5 persen, Inggris sebesar 22,7 persen, Italia 27 persen dan Jepang 28,2 persen. Sementara itu, China hanya mengalami peningkatan utang publik sebesar 9,1 persen dan Singapura sebesar 1,2 persen.
Sebagai informasi, posisi utang pemerintah hingga akhir Desember 2020 mencapai Rp6.074,56 triliun. Berdasarkan laporan APBN KiTa yang dikutip, Jakarta, Minggu (17/1/2021), hal tersebut setara dengan 38,68 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dengan jumlah tersebut, utang pemerintah sepanjang tahun 2020 meningkat Rp1.296 triliun atau 27,1 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp4.778 triliun.