Inggris Cerai dari Uni Eropa, Ekspor Produk Kopi hingga Kakao Mau Digenjot

Petani menunjukkan biji kopi usai digiling di Kampung Mulyasari, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/6/2018). Kemenko Perekonomian menyebutkan volume ekspor kopi Indonesia pada Januari-April 2020 sebesar 158.780 ton, atau tumbuh 1,34 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO Kementerian Perdagangan berharap pasca-Brexit bisa semakin membuka peluang para pelaku usaha Indonesia untuk mengeskpor produk-produk seperti kopi, teh, dan kakao ke Inggris.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan, saat pertemuan bisnis virtual dengan tema ‘Post Brexit: Strategi Peningkatan Ekspor Produk Kopi, Teh dan Kakao ke Inggris, belum lama ini.
“Di tengah kondisi pasca-Brexit dan pandemi Covid-19 ini, para pelaku usaha produk kopi, teh, dan kakao Indonesia diharapkan mampu memanfaatkan peluang ekspor ke Inggris. Mengingat ketiga jenis produk ini tren konsumsinya tetap menunjukkan peningkatan di masa pandemi,” ujarnya lewat keterangan tertulisnya, Jakarta, Jumat (19/2/2021).
baca juga:
Di samping peluang yang ada, menurut Kasan, saat ini juga terdapat beberapa tantangan yang dihadapi para pelaku usaha kopi, teh dan kakao Indonesia dalam mengekspor produknya.
“Selain hambatan tarif, beberapa hambatan nontarif yang juga perlu diperhatikan diantaranya isu berkelanjutan (sustainability), lingkungan, serta story telling atau filosofi dari produk yang dipasarkan,” terang Kasan.
Sedangkan, untuk produk kopi, adanya permintaan sertifikasi perdagangan yang adil (fair trade), berkelanjutan, sistem ketelusuran (traceability), dan organik kerap menjadi hambatan. Untuk teh, hambatannya adalah kandungan kadar antraquinone daun teh melampaui ambang batas 0,02 mg per kilogram. Lalu, hambatan untuk kakao Indonesia adalah kandungan kadar C admium masih melampaui ambang batas 0,5 ppm.
“Tantangan secara umum untuk ketiga produk tersebut diantaranya belum maksimalnya inovasi serta ketatnya persyaratan keamanan pangan (food safety), kontaminan makanan (food contaminants), serta pelabelan dan pengemasan (labeling and packaging),” terang Kasan.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Desra mengatakan Brexit menjadi salah satu tantangan selain pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai.
“Tantangan ini harus dipandang sebagai peluang dan setiap transisi serta perubahan harus dikawal secara dekat, dikelola, dan dimanfaatkan bagi kepentingan nasional,” imbuh Desra.