Harga Emas Kembali Cedera Digebuk Kekuatan Dolar AS

Karyawan menunjukkan logam mulia di Butik Emas Antam, Jakarta, Kamis (23/7/2020). Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) pada Kamis (23/7) dipatok lebih rendah daripada kemarin. Untuk ukuran 1 gram dibanderol Rp977.000, sedangkan pada posisi kemarin, Rabu (22/7) sempat menyentuh level baru, yakni Rp982.000 yang merupakan level tertinggi sepanjang sejarah. PT Aneka Tambang Tbk. menyatakan penjualan emas di tingkat ritel tetap menggeliat kendati harga emas menyentuh rekor baru. Penjualan secara daring atau online diakui meningkat signifikan dalam tiga bulan terakhir. | AKURAT.CO/Dharma Wijayanto
AKURAT.CO Melonjaknya kurs dolar AS menggebuk harga emas yang harus rela kembali melemah pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB).
Adapun kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, turun tipis satu dolar AS atau 0,05 persen menjadi ditutup pada 1.855,20 dolar AS per ounce. Akhir pekan lalu, Jumat (22/1/2021), emas berjangka terpangkas 9,7 dolar AS atau 0,52 persen menjadi 1.856,20 dolar AS.
Emas berjangka juga turun tipis 0,6 dolar AS atau 0,03 persen menjadi 1.865,90 dolar AS pada Kamis (21/1/2021), setelah melambung 26,3 dolar AS atau 1,43 persen menjadi 1.866,50 dolar AS pada Rabu (20/1/2021), dan melonjak 10,3 dolar AS atau 0,56 persen menjadi 1.840,20 dolar AS pada Selasa (20/1/2021).
baca juga:
Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff mengungkapkan indeks dolar yang mengukur greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya menguat 0,2 persen membuat emas dalam mata uang AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Nampaknya terdapat indikasi awal bahwa indeks dolar telah mencapai titik terendah dalam jangka pendek. Jika itu masalahnya, kenaikan dolar akan bekerja melawan kenaikan pasar logam mulia yang bullish," ujarnya melansir Antara, Selasa (26/1/2021).
Jim menjelaskan prospek inflasi ke depan mengingat semua stimulus dan pelonggaran bank sentral yang telah membuat sistem keuangan dunia dibanjiri uang tunai, itu mendukung (untuk emas) dalam jangka panjang.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membantah kekhawatiran tentang proposal bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS yang terlalu mahal dan menekankan perlunya bertindak cepat.
"Kami akan melihat dasar-dasar dukungan di pasar ini, apakah dukungan itu berasal dari Fed yang dovish atau langkah-langkah stimulus yang sedang berlangsung adalah titik fokus utama untuk pasar ini selama beberapa bulan ke depan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Sementara itu, pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve dimulai pada Selasa waktu setempat. Kebijakan bank sentral AS diperkirakan akan tetap kuat dalam mode penyelamatan, dengan suku bunga mendekati nol.