Palangka Raya Fokuskan Metode Bioflok Untuk Budi Daya Ikan

Petani menunjukkan lele di kolam budidaya sistem bioflok di Bokoharjo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (29/12). Bantuan budidaya ikan lele dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan sistem bioflok itu merupakan inovasi teknologi budidaya lele untuk mendorong produktivitas sumber daya berbasis pangan. | ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
AKURAT.CO, Dinas Perikanan Pemerintah Kota Palangka Raya mengembangkan budi daya ikan melalui metode bioflok atau dalam kolam.
"Tahun ini kami mengusulkan lima kelompok pembudidaya agar mendapat bantuan dari pemerintah pusat untuk mengembangkan budi daya ikan melalui metode bioflok," kata Kepala Dinas Perikanan Kota Palangka Raya Indriarti Ritadewi di Palangka Raya, Sabtu (23/01/2021).
Dia menerangkan budi daya ikan melalui metode bioflog direncanakan fokus untuk ikan lele dan nila.
baca juga:
Ketentuan kelompok yang diusulkan di antaranya sudah bergerak di bidang budi daya ikan minimal tiga tahun, beranggotakan minimal 8-10 orang, serta minimal telah berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan HAM.
Selain itu, kelompok calon penerima bantuan memiliki lahan bersertifikat hak milik dengan luas minimal 50x20 meter.
Ia menjelaskan ketentuan tersebut untuk mematikan penerima bantuan pola budi daya metode bioflog telah siap dan memiliki pengalaman untuk meminimalkan kegagalan program, bantuan dapat dipertanggungjawabkan karena diberikan kepada sasaran yang memiliki legalitas.
"Apalagi pada program ini para kelompok penerima bantuan tinggal terima beres, tinggal mengelolanya. Artinya seluruh keperluan dan kebutuhan disiapkan pemerintah," kata Indriarti.
Dia menerangkan di wilayah "Kota Cantik" itu sampai saat ini sudah ada delapan kelompok pembudidaya yang mendapat bantuan pemerintah untuk mengembangkan perikanan metode bioflog.
"Pada 2019 ada dua kelompok yang mendapat bantuan dan pada 2020 lalu ada enam kelompok. Mudah-mudahan tahun ini lima kelompok yang kita usulkan disetujui oleh pemerintah pusat," katanya.