Tanggapi Rencana Pembentukan Holding Ultra Mikro, Respon Bos BRI Datar

Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso | AKURAT.CO/Abdul Haris
AKURAT.CO, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso buka suara terkait rencana Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang berencana membentuk holding ultra mikro. Menurutnya, keputusan holding yang merupakan gabungan antara BRI dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani ini ada di pemegang saham.
"Dalam rangka holding meski sudah sangat menunggu jawaban saya, maka akan saya jawab bahwa itu domainnya pemegang saham dan kami adalah para pihak yang diholdingkan," ujar Sunarso dalam konferensi pers RUPSLB yang digelar secara virtual, Kamis (21/1/2021).
Dikatakan Sunarso, hal tersebut berada di "wilayah" pemegang saham, sehingga perseroan akan mengikuti arahan pemegang saham terkait pembentukan holding tersebut.
baca juga:
"Jawabannya kami serahkan kepada pemegang saham dan kami akan ikuti arahan pemegang saham," imbuhnya.
Sebelumnya, dihadapan anggota Komisi VI DPR RI, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali mengungkapkan rencananya untuk mensinergikan untuk penyaluran kredit ultra mikro yang akan dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Sinergi ini disebut Holding Ultra Mikro yang sebelumnya sempat membuat saham BBRI melesat.
Menurut Erick, saat ini bisnis model PMN dan Pegadaian sangat bagus. Namun, pembiayaan yang diberikan berjangka panjang dan memiliki biaya tinggi. Sedangkan bunga dari pendanaan BRI relatif lebih rendah.
“Karena itu kami mau sinergikan dengan platform yang ada di BRI. Karena PNM pinjam MTN ke luar 9 persen, BRI bisa 3 persen, hemat 6 persen. Nah hal ini lah kenapa mau kami sinergikan dari Pegadaian, PNM yang mungkin nanti Pak Wamen mau jelaskan lebih detil,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjaatmadja mengatakan target utama pembentukan Holding ini adalah 50 juta nasabah ultra mikro, di mana 30 juta diantaranya masih belum mendapatkan akses keuangan formal.
"Jadi memang tujuan utama dari integrasi holding ultra mikro ini adalah untuk membangun satu ekosistem yang bisa meng-on board para pelaku usaha UMI," kata Kartika yang juga merupakan mantan Dirut Bank Mandiri.